Sukses

Bos BCA Lepas 50.000 Saham BBCA

Dari transaksi ini, total penjualan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilakukan Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mencapai Rp 1,75 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja kembali menjual saham perseroan yang menjadi miliknya. Dilansir dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 50.000 lembar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dijual.

"Berdasarkan surat kuasa tanggal 16 September 2020, Raymon Yonarto selaku Corporate Secretary BCA melaporkan kepemilikan saham atas nama Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA," tulis Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto dalam laporan tersebut, seperti dikutip, Sabtu (9/1/2021).

Adapun transaksi ini berlangsung pada 5 Januari 2021, dengan harga Rp 35.000 per saham. Dari transaksi ini, total penjualan saham yang dilakukan Jahja mencapai Rp 1,75 miliar. Lewat penjualan saham tersebut, total kepemilikan saham Jahja di BCA menjadi 7,85 juta lembar. 

Sebelumnya, Jahja juga pernah melepas 100.000 lembar saham miliknya pada 17 November 2020. Saat itu, Jahja menjualnya seharga Rp 32.500 per saham. Memakai acuan itu,  Jahja meraup dana sekitar Rp 3,25 miliar dengan status kepemilikan adalah langsung. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 8 Januari 2021

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  bertahan di zona hijau menjelang akhir pekan. Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ini juga didukung dari aksi beli investor asing.

Mengutip data RTI, Jumat, 8 Januari 2021, IHSG melonjak 104,20 poin atau 1,69 persen ke posisi 6.257,83. Indeks saham LQ45 menguat 2,3 persen ke posisi 979,30. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 258 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 239 saham melemah. 137 saham diam di tempat. Total volume perdagangan saham 23,2 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 22,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,37 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.805.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 1,05 persen dan sektor saham konstruksi susut 0,03 persen.

Sektor saham aneka industri menguat 4,66 persen, dan memimpin penguatan. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 3,32 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 3,16 persen.

Saham-saham catatkan top gainers atau menguat signifikan antara lain saham KOIN melonjak 34,65 persen ke posisi Rp 136 per saham, saham CITY menanjak 34,31 persen ke posisi Rp 184, dan saham GJTL menguat 25 persen ke posisi Rp 825 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham PTSP melemah 7 persen ke posisi Rp 2.790 per saham, saham POLA merosot 7 persen ke posisi Rp 186, saham SMMA tergelincir 6,94 persen ke posisi Rp 11.725 per saham, dan saham ALDO merosot 6,9 persen ke posisi Rp 432 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Shanghai melemah 0,17 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 1,2 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 3,64 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 2,36 persen, indeks saham Thailand menanjak 1,3 persen.Lalu indeks saham Singapura menguat 2,7 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 1,64 persen.