Sukses

Menkes: Butuh 36 Ribu Tempat Tidur Tambahan Tangani Lonjakan Kasus Covid-19

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan jumlah tempat tidur yang dibutuhkan Rumah Sakit (RS) saat ini adalah 30 persen dari kasus aktif

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan jumlah tempat tidur yang dibutuhkan Rumah Sakit (RS) saat ini adalah 30 persen dari kasus aktif. Oleh sebab itu, ia mengimbau seluruh RS untuk menambah hingga 30 atau 40 persen tempat tidur menjadi khusus untuk pasien Covid-19.

"Kami sudah menghimbau kepada seluruh RS, karena banyak RS yang BOR nya masih rendah, tapi sudah penuh dan pasien Covid-19 tidak bisa masuk. Tolong konversikan kasur yang tadinya tidak untuk Covid-19 menjadi khusus untuk Covid-19, yang tadinya cuma 10 persen menjadi 30 persen atau 40 persen," ungkap Budi dalam keterangan resmi pada Senin (11/1/2021).

Jumlah tempat tidur yang dibutuhkan di RS saat ini adalah 30 persen dari kasus aktif. Pada November 2020, kasus aktif sekitar 50 ribuan, saat ini sekitar 120ribuan. Artinya, kata Budi, jika pada November butuh sekira 15.000 maka saat ini butuh sekira 36.000 tempat tidur.

Selain itu, Menteri Kesehatan juga menjelaskan perlunya tambahan tenaga kesehatan dengan merelaksasi aturan, serta kebutuhan tambahan obat dan fasilitas kesehatan.

Pelaksanaan vaksinasi akan dilaksanakan pada 13 Januari 2021, dan akan dimulai oleh Presiden. Setelah MUI, BPOM juga sudah menyampaikan persetujuan, sehingga pemerintah dapat segera melaksanakan vaksinasi.

Terkait dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pemerintah akan segera memberikan penjelasan setelah persetujuan dikeluarkan.

"Ada berita baik, 15 juta bahan baku vaksin akan datang besok dari Sinovac, akan bisa diproses oleh Bio Farma dalam 1 bulan, sehingga pada awal Februari kita sudah punya 12 juta vaksin jadi," jelas Menteri Kesehatan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menkes Budi Gunadi Khawatir Kasus COVID-19 Naik Cukup Tinggi

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan rasa kekhawatiran, kasus COVID-19 naik cukup tinggi, terutama pada Januari 2021. Apalagi selepas libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

"Saya khawatir Januari 2021 ini ada kenaikan orang yang terkena COVID-19 dan sakit, lalu masuk rumah sakit cukup tinggi. Terlebih lagi kita pasca liburan panjang ya," ucap Budi dalam Focus Group Discussion Resolusi Awal Tahun Pembangunan Kesehatan secara virtual, ditulis Senin (11/1/2021).

"Dan biasanya juga begitu (kenaikan kasus COVID-19 dari pengalaman libur panjang sebelumnya), yang secara berulang terus terjadi." 

Melihat pengalaman libur panjang dan upaya mencegah kenaikan kasus COVID-19, Budi menilai fokus penanganan dari hulu--masyarakat.

"Setelah Saya lihat itu karena kita terlalu fokus ke sisi hilirnya harusnya fokus ke sisi hulu. Kita sering lihatnya hanya di sisi hilir--kasus naik dan rumah sakit penuh. Tapi sebabnya yang kurang kita pegang," lanjut Budi Gunadi.

"Nah, sisi sebabnya ini adalah sisi hulunya. Posisi ini yang penting kita atasi bersama dengan perubahan perilaku ya, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Kemudian memperkuat testing, tracing dan isolasi.