Sukses

Ketua OJK Ceritakan Kinerja Positif Industri Pasar Modal di Tengah Pandemi Covid-19

Penguatan pasar modal Indonesia yang tercermin dalam IHSG ini tidak terlepas dari meningkatnya jumlah investor ritel.

Liputan6.com, Jakarta - Stabilitas sektor jasa keuangan sepanjang 2020 masih berjalan dengan baik meskipun sempat mengalami tekanan dampak dari pandemi Covid-19. Salah satu buktinya adalah pulihnya pasar modal Indonesia. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuanga (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan drastis. Pada tanggal 24 Maret, menjadi posisi terendah yakni 3.937,6. Meski begitu, saat ini posisi IHSG sudah kembali pada posisi sebelum pandemi di atas 6.428.

"Kita sudah bisa menahan penurunan IHSG dari posisi terendahnya di 3.900-an dan sekarang sudah di atas 6.428," kata Wimboh dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 di Jakarta, Jumat, (15/1/2021).

Penguatan IHSG ini kata Wimboh tidak terlepas dari meningkatnya jumlah investor ritel di pasar modal. Peningkatannya mencapai 3,88 juta investor.

Sementara penghimpunan dana melalui penawaran umum mencapai Rp 118,7 triliun. Capaian tersebut berasal dari 53 emiten baru.

"Penghimpunan dana melalui penawaran umum mencapai Rp 118,7 triliun dengan 53 emiten baru yang merupakan angka tertinggi di ASEAN," kata dia.

Wimboh diperkirakan penghimpunan dana di pasar modal tahun 2021 akan meningkat kembali seperti sebelum pandemi. Dia memperkirakan angkanya berada dikisaran Rp 150 triliun sampai dengan Rp 180 triliun.

Penghimpunan dana ini akan didukung dengan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Neraca Dagang Tak Sesuai Harapan, IHSG Terjungkal dari Posisi 6.400

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu beranjak dari zona merah pada penutupan perdagangan saham, Jumat, (15/1/2021). Hal ini seiring rilis data neraca perdagangan yang di bawah harapan dan jenuh beli di pasar saham.

Pada penutupan perdagangan, IHSG merosot 54,90 poin atau 0,85 persen ke posisi 6.373,41. Indeks saham LQ45 susut 1,36 persen ke posisi 988,75. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 321 saham melemah sehingga menekan IHSG. 169 saham menguat dan 141 saham diam di tempat. Total volume perdagangan 27,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 23,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 131,87 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.015.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konstruksi naik 1,01 persen. Sektor saham aneka industri merosot 2,43 persen, dan memimpin pelemahan, diikuti sektor saham pertanian susut 1,43 persen dan sektor saham keuangan merosot 1,41 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham DGNS melonjak 35 persen ke posisi Rp 270 dan kena auto reject atas (ARA), saham ARTO naik 25 persen ke posisi Rp 5.675 per saham, dan saham FILM melonjak 25 persen ke posisi Rp 350 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham BPII susut 7 persen ke posisi Rp 9.300 per saham, saham STAR merosot 7 persen ke posisi Rp 93 per saham, dan saham RONY tergelincir 6,99 persen ke posisi Rp 173 per saham.

Â