Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji membeberkan, realisasi investasi sub sektor migas mencapai USD 12,09 miliar atau Rp 170,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.094).
Angka ini masih kurang dari target investasi 2020 yang sebesar USD 13,63 miliar. Meski tak mencapai target, Tutuka menyebutkan sub sektor migas masih diandalkan dalam pembangunan kewilayahan.
Baca Juga
"Sub sektor migas masih menjadi unggulan untuk mendorong pelaksanaan pembangunan kewilayahan. Pada 2020 investasi mencapai USD 12,09 miliar," ujar Tutuka dalam konferensi pers virtual, Senin (18/1/2021).
Advertisement
Tutuka melanjutkan, pada 2021, Ditjen Migas menargetkan realisasi sebesar USD 17,59 miliar, meningkat 45 persen dari tahun sebelumnya. Adapun, kontribusi hulu ditargetkan mencapai USD 12,38 miliar dan hilir USD 5,2 miliar.
"Dari hilir ini sebagian besar untuk grass root refinery dan revamping di beberapa pengilangan yang sudah berjalan saat ini untuk perbaikan kapasitas," katanya.
Untuk menggenjot investasi, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah baik dari hulu maupun hilir.
Di hulu migas, akan dilakukan penerapan fleksibilitas cost recovery atau gross split, promosi potensi 128 cekungan dan 68 cekungan yang belum dikembangkan, akses data hulu migas untuk investor, skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam serta peningkatan investasi kegiatan Migas Non Konvensional (MNK).
Sementara di hilir, akan dilakukan kerjasama pemerintah dengan badan usaha untuk pembangunan kilang GRR dan RDMP, penyederhanaan perizinan hilir migas, penyediaan harga gas bumi yang terjangkau, mendorong promosi pembangunan infrastuktur migas terintegrasi dan mendukung perubahan bahan bakar diesel ke gas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lampaui Target, Lifting Migas 2020 Capai 1,6 Juta Barel per Hari
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan kinerja lifting minyak dan gas (migas) tahun 2020.
Sepanjang 2020, lifting migas mencapai 1,682 juta barel per hari, dengan rincian 707 ribu barel per hari untuk minyak (dari target 705 ribu barel per hari) dan 975 ribu barel minyak ekuivalen per hari untuk gas bumi (dari target 992 barel minyak ekuivalen per hari).
"ICP (harga rata-rata minyak mentah Indonesia) rata-rata USD 40,39 per barel," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Tutuka Ariadji dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sub Sektor Migas 2020, Senin (18/1/2021).
Adapun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sub sektor migas terbagi dalam 3 kategori. PNBP SDA mencapai Rp 69,71 triliun, PNBP fungsional Rp 53,85 miliar dan Pph Migas Rp 29,16 triliun. Lalu, pemanfaatan gas secara domestik mencapai 63,16 persen.
"Kemudian telah dilakukan persetujuan studi bersama 5 Wilayah Kerja (WK) dan 1 WK izin survei umum," katanya.
Lalu untuk jaringan gas, tlah terpasang 135.268 sambungan rumah di 23 kabupaten dan kota. Konkit nelayan telah didistribusikan sebanyak 25 ribu paket ke 42 kabupaten/kota, demikian pula dengan konkit petani sebanyak 10 ribu paket ke 24 kabupaten/kota.
Pada tahun 2021, lifting migas ditargetkan stabil dengan rincian 705 ribu barel per hari untuk minyak dan 1,007 juta barel minyak ekuivalen per hari untuk gas bumi. Sebanyak 10 WK juga ditargetkan akan dilelang tahun ini.
"Terkait pemanfaatan gas domestik, memang saat ini kondisi yang sulit, kami upayakan terserap 65 persen yang akan diserap industri dan kelistrikan," katanya.Â
Advertisement