Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) menyerahkan proses pencarian mitra pengelolaan Blok Rokan sepenuhnya kepada PT Pertamina (Persero).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji mengatakan, penentuan mitra tersebut merupakan urusan antar pelaku bisnis. Saat ini, Pertamina pun tengah melakukan pengkajian terhadap penentuan mitra ini.
Baca Juga
"Pertamina sedang melakukan kajian partner, siapa yang paling tepat. Dan menurut kami itu urusan business to business," ujar Tutuka dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sub Sektor Migas 2020, Senin (18/1/2021).
Advertisement
Tutuka menegaskan, pemilihan mitra atau partner berperan penting dalam menentukan keberhasilan pengelolaan blok Rokan. "Ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan, dari segi kompetensi dan finansial," imbuh Tutuka.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) siap menghadapi tantangan untuk mengenai target produksi minyak sebesar 300 ribu barel per hari dari Blok Rokan. Pengelolaan blok tersebut akan beralih dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina pada Agustus 2021.
Tantangan pertama dalam mengelola Blok Rokan adalah pandemi Covid-19. Pandemi ini berdampak cukup besar terhadap perekonomian, termasuk industri minyak.
"Selain itu dibutuhkan teknologi rumit karena ini blok tua," kata Direktur Pertamina Hulu Rokan RP Yudantoro, di Jakarta, Selasa (22/12/2020) silam.
Menurut Yudantoro, tantangan ini bisa dijawab dengan kekompakan seluruh personel PHR. Dengan begitu target produksi minyak 300 ribu barel per hari bisa dicapai.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Pertamina Percepat Alih Kelola Blok Rokan
Sebelumnya, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya mempercepat transfer data eksplorasi dan eksploitasi lapangan utama. Hal ini agar bisa segera menyiapkan kegiatan pemboran 44 sumur di Blok Rokan.
Pertamina menargetkan dapat segera melakukan pemboran tersebut setelah masa peralihan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR pada 9 Agustus 2021.
Direktur Utama PHR RP Yudantoro mengatakan, PHR terus melakukan komunikasi intensif ke pihak CPI agar transisi berjalan lancar. Sehingga bisa menjaga produksi di Blok Rokan dan menahan natural decline rate atau penurunan alamiah dengan melakukan pemboran sesuai target.
“PHR akan memastikan persiapan pemboran pada Agustus sampai Desember 2021 dapat berjalan lancar, karenanya terus dilakukan komunikasi intensif dengan CPI agar proses transfer data, informasi prosedur (SOP) maupun penyiapan lahan dapat berjalan cepat, tanpa kendala yang berarti,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/9/2020).
Selain itu, lanjut Yudantoro, saat ini kegiatan transisi yang tengah dilaksanakan antara lain proses konstruksi penggantian pipa ‘trunk line’ sepanjang kurang lebih 364 km yang membawa minyak mentah dari lapangan Rokan ke tangki penampungan di Dumai. Dan selanjutnya dapat menjadi suplai untuk proses pengolahan produk di Kilang Pertamina Dumai.
Yudantoro menambahkan, PHR juga tengah mempersiapkan transisi pekerja Chevron yang nantinya akan diberdayakan di PHR maupun di Pertamina sesuai ketentuan yang berlaku, seperti pekerja di blok alih kelola lainnya yang sudah pernah ditangani Pertamina sebelumnya.
“Dengan dukungan seluruh stakeholder, kita semua berharap transisi di Blok Rokan bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menjaga produksi migas untuk mendorong ketahanan dan kemandirian energi nasional,” pungkas Yudantoro.
Advertisement