Liputan6.com, Jakarta - Lion Parcel optimis akan pertumbuhan sektor logistik, terutama di Pulau Jawa. Untuk itu, pada 2021 Lion Parcel akan fokus memaksimalkan potensi pengiriman logistik di Pulau Jawa.
Salah satu caranya, Lion Parcel melakukan penambahan armada transportasi darat hingga 22 persen. Penambahan armada transportasi darat ini juga merupakan tindak lanjut dari Lion Parcel untuk terus menghadirkan layanan pengiriman yang dapat diandalkan ke seluruh wilayah guna terus menjadi jembatan perekonomian di Indonesia.
Baca Juga
Selain itu, perusahaan juga menurunkan harga layanan REGPACK se-Pulau Jawa hingga 40 persen, menjadi yang paling terjangkau dibandingkan layanan reguler lainnya di pasaran.
Advertisement
Lebih lanjut, fokus Lion Parcel untuk menggarap potensi industri logistik di Pulau Jawa juga dilakukan mengingat pengiriman lewat layanan pengiriman antar wilayah di Pulau Jawa masih menyumbang market share terbesar di pasar logistik, dengan 59 persen kegiatan ekonomi Indonesia saat ini masih terpusat di Pulau Jawa.
“Salah satu target Lion Parcel di 2021 adalah memaksimalkan potensi di Pulau Jawa melalui layanan pengiriman yang cepat dan ekonomis. Apalagi layanan pengiriman logistik masih banyak diminati seiring besarnya porsi pengiriman antar wilayah di dalam Pulau Jawa," kata Direktur Utama Lion Parcel Farian Kirana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/1/2021).
"Kini, layanan REGPACK se-Pulau Jawa dapat dinikmati secara lebih ekonomis hingga 40 persen dengan kualitas pengiriman yang tetap terjaga, menggunakan sistem network pengiriman dan kurir yang terintegrasi. Sehingga, diharapkan dapat memaksimalkan penetrasi Lion Parcel di Pulau Jawa," jelas dia.
Saat ini, layanan REGPACK se-Pulau Jawa difokuskan untuk melayani permintaan pengiriman ke rute-rute yang sebelumnya tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi udara, dengan memanfaatkan moda transportasi darat.
Selain menggunakan sistem network pengiriman dan kurir yang terintegrasi, Lion Parcel bekerjasama dengan Kereta Api Logistik (KALOG) untuk menjangkau wilayah-wilayah pengiriman yang lebih luas di Pulau Jawa. Hal ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat di wilayah-wilayah pulau Jawa yang tidak dapat dijangkau oleh armada pesawat namun dengan efisiensi dan ketepatan waktu yang sama baiknya.
Lebih lanjut, selama 2020, data internal Lion Parcel mencatat kenaikan volume pengiriman melalui layanan REGPACK hingga 40 persen dibandingkan dengan tahun 2019, dengan mayoritas barang yang didistribusikan menggunakan layanan REGPACK berupa item fashion seperti pakaian, aksesoris, dan lainnya.
Melalui pengiriman REGPACK juga diharapkan semakin mudah menjangkau masyarakat, bisnis, dan UMKM yang menggunakan jasa pengiriman Lion Parcel dengan harga yang lebih ekonomis.
“Hadirnya harga lebih ekonomis dari layanan REGPACK se-Pulau Jawa ini menandai komitmen Lion Parcel dalam menggarap potensi pengiriman logistik di Pulau Jawa. Kami berharap dengan hadirnya REGPACK se-Pulau Jawa dengan harga setara rate reguler ini, kami dapat menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan layanan pengiriman yang lebih ekonomis dan terpercaya untuk masyarakat,” tutup Farian.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisa Pangkas Biaya Logistik, Pelindo II Setuju Merger
Direktur Utama Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II Arif Suhartono menyambut baik rencana penggabungan atau merger perusahaan pengelola pelabuhan milik pemerintah yaitu Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. Merger tersebut diklaim bisa mengurangi biaya logistik di Indonesia.
“Kami dari Pelindo II sangat mendukung ide tersebut, karena ini saya menjadi bagian dari warga negara akan sangat untung apabila logistic cost juga bagus,” kata Arif dalam Bincang Masa Depan Pelabuhan Indonesia, di Kanal Youtube Kementerian BUMN, Jumat (15/1/2021).
Menurut Arif dampak merger tidak hanya mengurangi biasa logistik saja, melainkan juga berdampak baik untuk performance pelabuhan di Indonesia. Dengan begitu, klaster peti kemas, non-peti kemas, marine, logistik, dan cluster equipment pengelolaannya akan menjadi satu manajemen.
“Dari sisi ekonomi adalah bagaimana menjadikan pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan yang secara performance tinggi dan reliable,” ujarnya.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, saat ini performance dan capability setiap pelabuhan itu berbeda-beda. Maka intensitasnya pun masing-masing berbeda.
Maka tidak akan mungkin dan tidak akan mudah dari satu pelabuhan ke pelabuhan sama kinerjanya. Dengan adanya masalah tersebut maka salah satu solusi yang ditawarkan dari studi yang ada yaitu dengan merger.
“Kenapa tidak holding? Karena kalau holding intensitas tetap berbeda antara pelabuhan I sampai IV akan tetap menjadi pelabuhan yang terpisah artinya resource juga tidak akan mudah,” katanya.
Jika terminal pelabuhan dari ujung ke ujung memiliki performance yang sama, memiliki account sama, service sama, maka otomatis standarnya akan sama pula. Sekaligus akan memudahkan bagi konsumen.
“Kalau dari sisi BUMN, kan ini sisi korporasi tentunya sebuah merger akan memberikan dampak positif untuk sebuah korporasi, seperti share service akan mengurangi cost dan sebagainya. Dengan merger data yang tergabung juga bagus untuk pemerintah, visibility atas trading lokal akan mudah terlihat,” pungkasnya.
Advertisement