Sukses

Ketua OJK: Keuangan Syariah Tumbuh Lebih Baik dari Konvensional

Hingga Desember 2020, pembiayaan bank umum syariah tumbuh 9,5 persen year on year.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, kinerja lembaga keuangan syariah lebih baik jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional di tengah pandemi.

Hal ini terbukti dari peningkatan di berbagai aspek, mulai dari aset hingga likuiditas perbankan syariah yang cukup kuat.

"Khusus keuangan syariah, kami sampaikan ini lebih baik daripada konvensional. Aset tumbuh cukup tinggi sebesar 21,48 persen dimana sebelumnya ialah 13,84 persen di tahun 2019," ujar Wimboh dalam paparannya di Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1/2021).

Adapun, nominal aset keuangan syariah ini mencapai Rp 1.770,3 triliun. Wimboh menjelaskan, nominal ini meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp 593,35 triliun, aset pasar modal syariah termasuk reksa dana sebesar Rp 1.063,81 triliun dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah sebesar Rp 113,16 triliun.

Hingga Desember 2020, pembiayaan bank umum syariah tumbuh 9,5 persen year on year. "Ini jauh lebih tinggi dari bank nasional yang -2, 41 persen," katanya.

Wimboh melanjutkan, ketahanan perbankan juga cukup baik dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) 21,59 persen, NPF (Non Performing Financing) gross 3,13 persen dan FDR (Financing to Deposit Ratio) 76,36 persen.

"Ini memberikan confident bahwa keuangan syariah akan lebih baik di tahun 2021," kata Wimboh.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Wapres Ma'ruf Amin Yakin Industri Syariah Indonesia Diperhitungkan di Tingkat Dunia

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin yakin bahwa industri keuangan syariah di Indonesia sangat diperhitungkan di dunia. Apalagi dengan adanya rencana penggabungan tiga bank syariah BUMN.

"Dengan adanya Bank Syariah Indonesia ini, diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain keuangan syariah yang diperhitungkan baik di tingkat lokal maupun global," kata dia dalam sambutannya di acara Sharia Business & Academic Sinergy, yang digelar virtual, Selasa (29/12/2020).

Seperti diketahui, dalam rangka memperkuat kelembagaan keuangan syariah di dalam negeri dan dalam rangka meningkatkan partisipasi Indonesia dalam perekonomian syariah global, pemerintah menggabungkan tiga bank syariah yang dimiliki oleh HIMBARA.

Ketiganya yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah dan akan beroperasi penuh pada Februari 2021 dengan nama Bank Syariah Indonesia.

Sebelumnya ,Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo memandang ketiga bank syariah BUMN ini memiliki keunggulan masing-masing.

Bank BRI Syariah unggul di segmen mikro. Bank BNI unggul di segmen consumer. Sedangkan, Bank Mandiri Syariah unggul di segmen wholesale. Sehingga bila digabungkan memiliki kompetensi yang lengkap.

"Gabungan bank ini akan ini punya kompetensi yang lengkap," kata dia.

Apalagi didukung dengan teknologi, resources, risk management, yang sudah ada. Sehingga membuat BSI Sejak awal menjadi berkesinambungan dan kompetitif.

Terpenting, kata Tiko, bisa meningkatkan platform yang berlandaskan ekonomi islam maupun dari produk halal menjadi jadi ekosistem baru. Sehingga bisa jadi semakin baik dengan berbagai inovasi dan pendanaan dari Bank Syariah Indonesia.