Sukses

Ayo Dihindari, 5 Kesalahan Terbesar Para Pencari Kerja

Berikut ini setidaknya ada lima kesalahan terbesar yang dilakukan pencari kerja.

Liputan6.com, Jakarta Tahun 2020 menjadi tahun terburuk bagi hampir sebagian orang di seluruh dunia karena banyak yang kehilangan pekerjaan. Adanya krisis ekonomi yang dipicu pandemi global telah membuat hampir sebagian usaha gulung tikar dan memberhentikan karyawannya.

Hal itu yang kemudian membuat meningkatnya para pencari kerja berburu pekerjaan. Di AS saja, setidaknya ada 140.000 pengangguran pada Desember 2020.

Pada laporan akhir tahun pun menunjukkan sebanyak sembilan juta pekerja telah kehilangan pekerjaannya. Itulah yang terjadi saat adanya pandemi global. Bahkan bukan hanya di AS saja, tetapi hampir di seluruh dunia mengalami hal serupa.

Keadaan yang dinamis dan selalu berubah menyebabkan strategi pencarian kerja pun berubah. Untuk itu, para pencari kerja seharusnya bisa menyesuaikan keadaan. Tentunya harus mengerti apa yang sedang dibutuhkan atau sedang dicari dalam pekerjaan saat ini.

Jika tidak bisa beradaptasi atau memahaminya, mungkin saja Anda sebagai pencari kerja justru akan sulit mendapatkan pekerjaan. Bisa jadi karena kurang pengalaman dan kemampuan atau bahkan ada kesalahan yang dilakukan saat sedang mencari pekerjaan.

Untuk itu, Anda perlu menghindari hal-hal apa saja yang dapat mempersulit ketika mencari pekerjaan. Berikut ini setidaknya ada lima kesalahan terbesar yang dilakukan pencari kerja dan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan, seperti melansir laman Forbes, Rabu (20/1/2021). 

1. Tidak memiliki strategi pencarian kerja

Sebagai pelamar atau pencari kerja Anda tidak bisa hanya memikirkan ingin pekerjaan yang seperti apa. Anda seharusnya mencari beberapa pilihan pekerjaan untuk selanjutnya bisa jadi pertimbangan.

Selain itu, Anda juga bisa membuat pedoman karier dengan berbagai opsi untuk dicoba. Tentunya harus diikuti dengan strategi kerja yang jelas. Dengan begitu, usaha Anda dalam mencari kerja tidak terasa sia-sia bahkan bisa jadi sukses.

Di samping itu, ketika Anda sudah memiliki suatu pekerjaan, strategi bekerja jadi penting. Anda bisa mengurutkan dari pekerjaan yang paling penting terlebih dulu untuk dilakukan.

2. Tidak memiliki kemampuan atau keterampilan

Sebagian besar pencari kerja hanya melihat posisi atau jabatan saja ketika ingin melamar pekerjaan. Memiliki gelar memang bisa berguna untuk memberitahukan kemampuan apa yang Anda miliki.

Selain itu, juga untuk pertimbangan penempatan posisi di perusahaan. Namun, sangat disayangkan ketika pencari kerja memiliki gelar tetapi keahliannya tidak ada.

Padahal yang terpenting adalah keterampilan atau kemampuan yang dimiliki. Di samping itu, seseorang yang sudah menempati posisi dengan jabatan tinggi pun bisa saja kehilangan posisinya tersebut.

Keterampilan menjadi hal utama yang dibutuhkan perusahaan, bukan jabatan. Siapa sangka saat Anda sudah bekerja di suatu perusahaan dan diminta untuk menggantikan posisi tertentu, tentu Anda harus bisa.

Hal itu yang akan mendorong Anda memiliki pekerjaan baru. Apa pun jabatannya, Anda harus bisa melakukannya. Semua itu akan terasa mudah jika Anda memiliki kemampuan dan terus ingin belajar.

 

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

3. Tidak mengetahui tren pekerjaan

Kesalahan lain yang dilakukan para pencari kerja adalah kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tren pekerjaan yang ada saat ini. Seharusnya sebagai pencari kerja, Anda bisa mengikuti tren pekerjaan.

Hal itu bermanfaat untuk mengetahui di mana peluang yang bisa Anda dapatkan. Terlebih saat tren tersebut sesuai dengan kemampuan Anda, manfaatkanlah keadaan seperti itu untuk mencari keuntungan.

Menurut Taryn Owen, Presiden Badan Kepegawaian Industri PeopleReady mengatakan, pekerja kontrak dinilai akan cenderung lebih cepat dan mudah untuk mendapat pekerjaan dibandingkan pekerja tetap.

Pada laporan Jobs on the Rise terbaru dari LinkedIn tentang pekerja penuh waktu menunjukkan bahwa pekerjaan yang dikelola oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan terlihat lebih meningkat selama setahun terakhir karena masa pandemi.

Pekerjaan-pekerjaan yang dinilai mampu mengalami peningkatan selama setahun terakhir itu, seperti e-commerce, perawatan kesehatan, dan pakar keragaman tempat kerja. Dengan kata lain, pekerjaan yang sedang tren saat ini pun adalah pekerjaan yang seperti itu.

4. Tidak Berupaya Meningkatkan Keterampilan

Banyak orang yang berpikir bahwa setelah mendapatkan ijazah dan lulus sekolah saat itulah berhenti belajar. Padahal, belajar itu kapan saja bahkan setelah lulus.

Belajar itu bisa dari mana saja dan kapan saja. Ketika Anda sudah tidak ingin lagi belajar, bagaimanakah Anda dapat meningkatkan skill? Seiring berkembangnya zaman, Anda juga harus meningkatkan keterampilan untuk ikut beralih ke industri baru.

Menurut McKinsey, keterampilan di bidang digital akan tumbuh hingga 70 persen dari bidang lainnya. Pertumbuhan tersebut dinilai paling cepat di seluruh dunia. Di samping pertumbuhan digital, juga akan tumbuh keterampilan interpersonal.

Salah satunya adalah teknologi coding dan keterampilan interaktif yang ke depannya diharapkan terus tumbuh lebih dari 50 persen.

Selain itu, keterampilan sosial dan emosional yang terkait dengan kepemimpinan serta inisiatif juga akan mengalami peningkatan lebih dari 30 persen. Segalanya mulai tergantikan dengan mesin sehingga kemungkinan keterampilan melek huruf dan berhitung dasar justru akan turun hampir 20 persen.

5. Tidak mencoba mencari keterampilan kerja awal

Ketika mencari pekerjaan, pertimbangkanlah untuk melakukan berbagai cara agar mempermudah Anda sebelum benar-benar mendapatkan pekerjaan. Mungkin Anda bisa mencoba, seperti freelancing, konsultasi, atau bahkan memulai terlebih dulu untuk bisnis sendiri.

Saat Anda mencari pekerjaan, tentu orang perusahaan akan melihat portofolio Anda. Buatlah portofolio sebaik mungkin.

Di samping itu, Anda juga perlu membuat pedoman dan strategi pencarian kerja yang baik. Ikutilah perkembangan zaman dan terus upgrade skill Anda. Dengan begitu hal tersebut tentu akan mempermudah Anda mendapatkan pekerjaan.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati