Sukses

Bank Syariah Indonesia Tak Hanya Fokus ke Segmen UMKM

Bank Syariah Indonesia tidak akan 100 persen menjadikan UMKM sebagai segmen andalan.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PMO Merger Bank Syariah Milik BUMN, Hery Gunardi mengatakan Bank Syariah Indonesia tidak akan 100 persen menjadikan UMKM sebagai segmen andalan. Sebab, dalam menjalankan bisnis perlu juga digarap demi memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam.

"Tidak 100 persen (fokus) UMKM karena pada dasarnya bisnis ini kan harus saling mendukung, jangan fokus di satu segmen," kata Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1).

Meski begitu, kata Hery bukan berarti Bank Syariah Indonesia akan mengesampingkan nasabah UMKM. Sebab salah BRI Syariah yang memiliki basis kuat dalam segmen konsumen. Tak hanya itu, Bank Syariah Mandiri pun memiliki salah satu segmen bisnis yang sama.

"Bank Syariah Mandiri dan Mandiri ini juga punya unit khusus yang tangani bisnis mikro dan ini akan dibawa," kata dia.

Sampai akhir tahun 2020 pun, masing-masing bank syariah mendapatkan penempatan dana pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Dari dana Rp 3 triliun yang didapat, ketiga bank merger telah menyalurkan kredit pembiayaan kepada UMKM masing-masing hingga 2,5 kali lipat.

"Kamu dapat dana sebesar Rp 3 triliun dan masing menyalurkan 2,5 kali lipat dengan produk KUR syariah," kata dia.

Setelah penggabungan merger dilakukan, Hery menargetkan tahun ini pertumbuhan kredit dari sektor UMKM naik hingga 25 persen. Produknya pun tidak hanya lewat KUR syariah. Melainkan berbagai jenis produk value chain ke UMKM.

"Bukan hanya KUR syariah tapi value chanin ke umkm digital dan plasma inti dengan perkebunan," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Hingga Akhir 2020, Total Aset 3 Bank Syariah BUMN Tembus Rp 240 Triliun

Sampai akhir Desember 2020, total aset Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah sebesar Rp 240 triliun. Ketiga bank yang bakal berganti nama menjadi Bank Syariah Indonesia ini menempati urutan ke-7 secara nasional dalam jumlah kepemilikan aset.

"Bank Syariah Indonesia ini per Desember total asetnya Rp 240 triliun. Bank ini masuk posisi lumayan, ranking 7 di tingkat nasional," kata Ketua PMO Merger Bank Syariah Milik BUMN, Hery Gunardi dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1).

Ketiga bank syariah BUMN tersebut memiliki 14,9 juta nasabah. Modal inti Bank Syariah Indonesia ini sebesar Rp 20,4 triliun.

Hery mengatakan dari modal inti yang dimiliki saat ini, BSI berada di kategori bank buku III. Dengan jumlah modal inti tersebut, Hery optimis dalam waktu 3-4 tahun ke depan BSI akan masuk dalam daftar bank buku IV.

"Saat ini modal inti kita Rp 20,4 triliun dan menempatkan posisi sebagai bank buku III. Mungkin dalam waktu 3-4 tahun nanti kita bisa menjadi bank buku IV," kata dia.

Dalam kurun waktu tersebut, dia memprediksi BSI mampu mewujudkan visi menjadi pemain global dan pemain utama di industri perbankan syariah dunia. Visi ini bisa terwujud dengan pelayanan yang akan fokus di segmen UMKM, ritel, konsumer.

Tak ketinggalan dipadu dengan kemampuan mengelola nasabah wholesale yang baik.

"BSI setelah merger akan tumbuh sehat dengan backbone UMKM, ritel dan lain-lain. Lalu bekerja sama juga dengan investment banking yang bisa bersaing di global," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

OJK Bakal Terbitkan Izin Merger 3 Bank Syariah BUMN Pekan Ini

Pekan ini, surat izin penggabungan tiga bank syariah BUMN akan dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan diterbitkannya izin tersebut maka, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah resmi bergabung dan berganti nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia.

"Izin merger dari OJK, ini bisa terima minggu ini," kata Ketua PMO Merger Bank Syariah Milik BUMN, Hery Gunardi dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1).

Proses merger tiga bank tersebut telah dilakukan sejak Maret 2020. Setelah menjalani berbagai macam proses, akhirnya, dalam waktu dekat surat izin dari OJK tinggal menghitung hari.

"Proyek ini dari Maret tahun lalu, ini berproses dari bulan ke bulan, dan saat ini makin dekat jelang 1 Februari," kata dia.

Setelah surat izin tersebut sudah ditangan, pihaknya akan langsung mengurus syarat-syarat administratif ke Kementerian Hukum dan HAM untuk memproses beberapa hal lainnya. Diharapkan semua proses tersebut bisa selesai sebelum tanggal 1 Februari.

"Setelah itu kita lanjutkan dengan pengesahan nama baru Bank Syariah Indonesia di Kemenkumham dan juga untuk logo barunya," kata dia.

Bila proses tersebut selesai dilakukan, maka pada tanggal 1 Februari akan dilakukan prosesi merger secara resmi. Dalam waktu yang bersamaan kata Hery, pihaknya akan me-disclaimer hasil penggabungan bank syariah plat merah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.

"Semoga tanggal 1 Februari ini bisa dilakukan legal merger dan kami bisa declare telah lahir bank syariah terbesar di Indonesia yaitu Bank Syariah Indonesia," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com