Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar Rupiah terhadap USD ditutup melemah tipis 10 poin di level Rp14.080 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.070 per USD. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pemberlakuan PSBB Ketat di Jawa-Bali awal tahun ini.
"Konsumsi masyarakat di awal tahun 2021 kembali meningkat walaupun secara bersamaan Pemerintah memberlakukan PSBB diperketat di Jawa-Bali di bulan Januari 2021," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Jakarta, Selasa (19/1).
Membaiknya Konsumsi masyarakat di dukung oleh kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat yang terus menggelontorkan stimulus dan kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga kredit.
Advertisement
"Pada Desember 2020 perbankan sudah membuka kran kreditnya sehingga masyarakat dan pengusaha bisa kembali mendapatkan kredit dari perbankan dan ini bisa menjadi tanda-tanda perekonomian akan kembali menggeliat," jelasnya.
Tanda-tanda perekonomian ini, kata Ibrahim bisa dilihat dari hasil survei Perbankan Bank Indonesia (BI) menyatakan penyaluran kredit baru akan meningkat pada kuartal I 2021. Hal ini terindikasi dari SBT penyaluran kredit baru Kuartal Pertama tahun 2021 sebesar 49,4 persen, meningkat dari 25,4 persen pada Kuartal Keempat tahun 2020.
"Penyaluran kredit baru Kuartal Kedua 2021 diperkirakan didorong oleh kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi, dan kredit konsumsi," papar Ibrahim.
Sementara itu, pertumbuhan kredit pada Kuartal IV 2020 diprakirakan masih terbatas, dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit investasi. Standar penyaluran kredit pada Kuartal Pertama 2021 diprakirakan tidak seketat periode sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 0,4 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 3,2 persen pada kuartal sebelumnya.
"Hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2021. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 7,3 persen (yoy). Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit," tandasnya.Â
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Minim Sentimen, Rupiah Bergerak Stabil di 14.070 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (Dolar AS) stabil pada perdagangan Selasa pekan ini. Kurs rupiah melemah di tengah variasi pergerakan mata uang kawasan Asia.
Mengutip Bloomberg, Selasa (19/1/2021), rupiah dibuka di angka 14.070 per dolar AS, atau sama dibandingkan penutupan kemarin. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.069 per dolar AS.
Sejak pagi hingga pukul 10.45 WIB hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.065 per dolar AS hingga 14.074 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,14 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.086 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.080 per dolar AS.
Dikutip dari Antara, Selasa (19/1/2021), Pengamat Pasar Uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Selasa, mengatakan, minggu ini masih minim sentimen positif yang memengaruhi pergerakan rupiah.
"Dari domestik, perkembangan penanganan COVID-19 belum menunjukkan kemajuan yang berarti dimana kasus baru terus mencetak rekor baru," ujar Rully.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Senin (18/1) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 9.086 kasus baru sehingga total kasus kini mencapai 917.015 orang. Sebelumnya jumlah kasus baru harian sempat mencapai lebih dari 12.000 kasus per hari.
Namun demikian, lanjut Rully, membaiknya neraca berjalan mampu menahan pelemahan rupiah.
Indonesia mencatat surplus neraca transaksi berjalan sebesar 1 miliar dolar AS pada kuartal III 2020 lalu atau pertama kalinya setelah sembilan tahun menderita defisit dalam lalu lintas pembayaran mancanegara yang mempengaruhi kecukupan devisa.
Bank Indonesia memperkirakan surplus neraca modal dan finansial akan meningkat seiring dengan aliran masuk modal asing yang berlanjut yang terindikasi dari net inflow sebesar 2,54 miliar dolar AS pada periode Oktober hingga 15 Desember 2020.
Advertisement