Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Hal ini memperpanjang tren kenaikan harga emas setelah calon menteri keuangan AS, Janet Yellen, mendukung paket stimulus terkait pandemi Covid-19.
Dikutip dari CNBC, Kamis (21/1/20210), harga emas di pasar spot naik 1,3 persen menjadi USD 1.863,48 per ounce, setelah naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,2 persen menjadi USD 1.862,90.
Baca Juga
"Anda memiliki hari besar di Amerika Serikat ... Pedagang menantikan pidato Biden yang akan datang, (sementara) komentar dari Yellen membuat logam (harga emas) lebih tinggi," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Future.
Advertisement
Yellen pada Selasa mengatakan, keringanan pandemi akan diprioritaskan daripada kenaikan pajak. Dia menambahkan bahwa manfaat paket bantuan melebihi biaya beban utang yang lebih tinggi.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, yang dapat dihasilkan dari langkah-langkah stimulus yang meluas. Biden telah dilantik sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat pada hari Rabu, dengan investor fokus pada proposal paket stimulus senilai USD 1,9 triliun dan kecepatan distribusi vaksin COVID-19.
“Orang-orang lebih memposisikan diri untuk beberapa jenis gangguan di AS seputar perubahan rezim politik ini,” kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Chicago.
Emas batangan juga dipandang sebagai tempat berlindung yang aman terhadap ketidakpastian ekonomi atau politik.
Harga emas diprediksi dapat mencapai USD 2.000, mungkin pada pertengahan kuartal II ketika sejumlah besar orang diinokulasi dan ada begitu banyak uang dalam sistem dengan permintaan yang hampir kembali normal, kata Howie Lee, Ekonom di OCBC Bank.
"Orang-orang akan mulai melihat inflasi dengan sangat cermat," tambah Lee.
Lompatan harga emas terjadi bersamaan dengan reli di Wall Street menjelang pelantikan Biden.
Selain harga emas, harga perak naik 1,8 persen menjadi USD 25,64 per ounce, platinum naik 2,1 persen menjadi USD 1.105,59. Sementara paladium naik 1 persen menjadi USD 2,375,03.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Bakal Turun?
Harga emas diprediksi akan melemah pada pekan ini. Sejumlah faktor menjadi penentu pergerakan harga emas tersebut serta mengingat perdagangan emas yang begitu ramai.
Dikutip dari Kitco, Senin (18/1/2021), pelantikan Joe Biden pada hari Rabu 20 Januari 2021, yang dapat disertai dengan kerusuhan sipil, dan persidangan pemakzulan Trump adalah dua peristiwa politik utama dalam pekan ini. Potensi terjadinya kerusuhan sipil sangat rendah, menurut analis, hal ini tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan harga emas.
"Washington akan sangat menjadi fokus perhatian dunia saat Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS ke-46 pada hari Rabu. Tampaknya tidak mungkin kita melihat terulangnya kerusuhan sipil yang terjadi di Capitol Hill, tetapi soal pemakzulan," kata ahli strategi ING FX memperingatkan.
Peristiwa lain yang harus diperhatikan adalah sidang konfirmasi Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS pada hari Selasa. Pasar akan mencari kemungkinan komentar tentang dolar AS.
Ahli Strategi Komoditas T.D. Securities Daniel Ghali menyatakan, USD 1.775 adalah level yang harus diperhatikan pada sisi negatifnya jika harga emas menembus kisaran perdagangan USD 1.800-USD 1.900.
Harga emas di level USD 1.800 menjadi level yang baik pekan ini. Jika perdagangan emas ditutup di bawah USD 1.800, maka diprediksi akan berada di kisaran USD 1.750-1.760.
"Tapi saya pikir harga emas akan bertahan di sini. Saya tidak melihat pasar saham memiliki efek washout. Saham saat ini berbanding terbalik dengan dolar. Sepertinya ini akan menjadi lingkungan yang fluktuatif yang pada akhirnya akan mendukung logam (harga emas)," kata Direktur Perdagangan Global Kitco Metals Peter Hug.
Advertisement