Sukses

6.600 Pohon Hijaukan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar-Kayu Agung

Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) melakukan upaya penghijauan di salah satu ruas Tol Trans Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) melakukan upaya penghijauan di salah satu ruas Tol Trans Sumatera.

Ini dilakukan dengan penanaman pohon sebanyak 6.600 pohon di sepanjang koridor jalan tol dan rest area Tol Bakauheni-Terbanggi Besar-Kayu Agung.

"Ini bukan pertama kali kami menanam pohon. Pada Hari Bakti PU ke-75 kita menanam di seluruh green belt bendungan bersama seluruh balai-balai. Sekarang kita gerakkan lagi selagi musim penghujan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1/2021).

Menteri Basuki berpendapat, penghijauan tersebut sebagai salah satu bentuk menjaga keselarasan antara perekonomian, infrastruktur, serta konservasi. "Kita gerakkan penghijauan di ruas tol atau bendungan sebagai kepedulian akan isu perubahan iklim," ungkapnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, penanaman pohon ini jadi bagian dari rencana menghijaukan jaringan jalan tol di Indonesia yang berfokus pada penataan lansekap ruang terbuka hijau dan permasalahan perubahan iklim.

Danang menjelaskan, dalam program penghijauan perdana di jalan tol ruas Bakauheni-Terbangi Besar-Kayu Agung akan ditanam 6.600 pohon kayu putih serta gaharu. Dimana ada 5.000 pohon akan ditanam sepanjang koridor tol hingga rest area, dan 1.600 buah lain di sepanjang koridor luar rest area

"Penghijauan ini selain bermanfaat untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim serta menjaga keberagaman hayati, juga dapat menghasilkan nilai komersial sebab tanaman tersebut cukup cepat tumbuh sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan," terangnya.

Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar-Kayu Agung sepanjang 329 km dilengkapi 9 rest area di lajur A, yakni di Km 20, Km 49, Km 87 Km, Km 116, Km 163, Km 208, Km 234, Km 277, dan Km 311. Sedangkan lajur B terdapat 8 rest area yaitu di Km 20, Km 49, Km 87, Km 116, Km 172, Km 215, Km 269, dan Km 306.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Waspada, Ini Ruas yang Dinilai Rawan Kejahatan di Tol Trans Sumatera

Sejak mulai beroperasi pada 2018, volume lalu lintas di Jalan Tol Trans Sumatera cenderung belum padat dan masih sepi. Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa jalan tol tersebut rawan kejahatan atau aksi kriminal seperti pemerasan dan pembegalan.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menilai masih ada sejumlah ruas di Jalan Tol Trans Sumatera yang rawat kejahatan. Utamanya di sepanjang jalur antara Bakauheni, Lampung hingga Palembang di Sumatera Selatan.

"Masih ada ruas yang rawan kriminal, tapi tidak semua ruas tol. (Yang masih rawan kriminal) dari Bakauheni ke Lampung," kata Djoko kepada Liputan6.com, Selasa (1/12/2020).

Djoko beralasan, jalan non-tol sepanjang Bakauheni-Palembang selama ini memang dikenal sudah rawan kejahatan. Terutama di dua daerah, yakni Kabupaten Mesuji di Lampung dan Kecamatan Kayu Agung di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

"itu di Mesuji dan Kayu Agung. Memang kalau dari ruas jalan tol sudah cukup jauh. Karena ruas tol yang terbangun itu melewati daerah rawa-rawa," jelasnya.

Diceritakan Djoko, cerita mengenai Mesuji dan Kayu Agung yang rawan kriminal ini didapatnya saat berbincang langsung dengan supir truk yang kerap melalui rute tersebut pada 2018.

Di luar kedua wilayah tersebut, ia belum mendengar kabar ruas lain di Jalan Tol Trans Sumatera yang jadi sarang kejahatan seperti pemalakan, pemerasan dan pembegalan.

"Setahu saya hanya di kedua ruas ini. Pada saat itu (2018), baru sebagian ruas yang beroperasi. Tapi di akhir tahun sudah total ruas Tol (Trans Sumatera) dari Bakauheni hingga Palembang," ujar Djoko.Â