Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta realisasi investasi bisa menembus Rp 900 triliun pada 2021. Angka tersebut lebih tinggi dari target Rp 886 triliun yang dicanangkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, target investasi Rp 900 triliun merupakan sesuatu yang berat. Dia lalu mencontohkan tugas itu ibarat anak Papua yang kerap memikul beban berat dalam sebuah karikatur.
Baca Juga
"Kita sekarang dikasih target Rp 900 triliun dari bapak Presiden. Ini seperti karikatur, jadi anak Papua pikul beban berat," kata Bahlil dalam sebuah webinar, Selasa (26/1/2021).
Advertisement
"Tetapi saya ingin mengatakan bahwa itu bukan sesuatu yang tidak mungkin. Semuanya itu akan mungkin dengan beberapa syarat," tegas dia.
Syarat pertama dan paling utama, ia menyebutkan, program penyuntikan vaksin Covid-19 yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal. Sehingga hal tersebut akan menumbuhkan kepercayaan investor.
"Ketika vaksinasi sudah berjalan, lalu lanjut di Mei-Juni, minimal 1/2 itu sudah selesai, agar kepercayaan orang untuk bisa menjalankan usahanya itu sudah bisa jalan," ujar Bahlil.
Kedua, ia mengajak agar penerapan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, khususnya yang terkait Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) tentang perizinan berusaha dapat segera dilakukan bersama-sama.
Terakhir, Bahlil meminta adanya kinerja penanganan Covid-19 yang sinergis, positif, komprehensif, dan kontinyu antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
"Karena kalau ini bisa diselesaikan, baru kita masuk pada fase kedua, dimana adalah ada ruang yang cukup antara pemerintah dengan pengusaha, baik dari dalam negeri dan luar negeri," pungkas Bahlil.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BKPM: Investasi, Pintu Masuk Dongkrak Konsumsi yang Masif
Pada 2021, digadang-gadang menjadi periode pemulihan bagi ekonomi Indonesia. Setelah mendapatkan tekanan hebat akibat pandemi COVID-19 sepanjang 2020.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kontribusi pertumbuhan ekonomi mayoritas dikontribusi oleh konsumsi sebesar 57 persen-60 persen, sementara investasi hanya 30 persen.
Namun begitu, Bahlil menilai investasi merupakan pintu utama dari tumbuhnya konsumsi yang menopang pendapatan negara itu. Ia menuturkan, konsumsi akan tumbuh jika ada daya beli dari masyarakat. Daya beli ini akan muncul jika ada kepastian pendapatan.
Kepastian pendapatan ini, lanjut Bahlil, bisa terjadi apabila ada lapangan pekerjaan. Sementara lapangan pekerjaan ini tidak bisa hanya mengandalkan PNS dan pegawai/pejabat BUMN saja. Melainkan swasta harus turut membuka lapangan pekerjaan lewat investasi.
"Jadi kalau secara subyektif, investasi atau konsumsi dulu, saya mengatakan bahwa investasi adalah sumber pintu masuk untuk menaikkan konsumsi yang masif,” kata Bahlil dalam Webinar Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Selasa (26/1/2021).
Adapun pada 2020, realisasi investasi mencapai Rp 826,3 triliun, lebih tinggi dari target sebesar Rp 817,2 triliun. Rinciannya, PMDN mendominasi 50,1 persen mencapai Rp 413,5 triliun, sisanya merupakan PMA sekitar Rp 412,8 triliun.
Advertisement
Singapura Rajai Investasi Asing di Indonesia pada 2020
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Singapura masih berada di posisi teratas dari negara-negara yang paling banyak menanamkan investasi di Indonesia sepanjang 2020 karena merupakan hub investasi.
"Dari investasi kita, di 2020, Singapura menduduki nomor pertama dengan 9,8 miliar dolar AS," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual dikutip dari Antara, Senin, 25 Januari 2021.
Di bawah Singapura, ada China dengan realisasi investasi sebesar 4,8 miliar dolar AS, diikuti Hong Kong dengan 3,5 miliar dolar AS, Jepang 2,6 miliar dolar AS, dan Korea Selatan dengan 1,8 miliar dolar AS.
Bahlil Lahadalia juga menyoroti posisi Jepang dan Korea Selatan yang posisinya berkejaran satu sama lain sebagai investor di Indonesia. Pasalnya, di sepanjang triwulan IV 2020, posisi kedua negara itu berbalik.
Di periode Oktober-Desember 2020, lima negara asal investasi Indonesia sesuai urutan yakni Singapura dengan realisasi investasi 2,6 miliar dolar AS, China 1,3 miliar dolar AS, Hong Kong 1 miliar dolar AS, Korea Selatan 699,5 juta dolar AS, dan Jepang dengan 453,7 juta dolar AS.
"Kalau tadi di kuartal keempat Korea Selatan di atas Jepang, tetapi secara akumulatif itu Jepang melambung (di atas) Korea Selatan. Tetapi bedanya sedikit, bedanya 800 juta dolar AS," katanya.
Bahlil menilai persaingan kedua negara akan semakin ketat di 2021 ini. Namun ia tidak mengungkap negara mana yang akan lebih unggul dari keduanya.
"Mungkin di 2021, analisa saya dengan komitmen yang mereka bangun, ini ngeri-ngeri sedap, pertempuran antara Jepang dan Korea Selatan," kata Bahlil Lahadalia.
Selain menyoroti lima negara teratas, Bahlil juga mengungkapkan lima negara urutan selanjutnya di 2020 yang paling banyak investasi di Indonesia yaitu Belanda, Malaysia, Amerika Serikat, Taiwan, dan Australia.
"Belanda ini juga menarik karena mereka jadi hub Eropa ke depan. Ini cukup paten juga," kata Bahlil Lahadalia.