Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan menerapkan alat pendeteksi Covid-19 GeNose di dua stasiun, yakni stasiun Senen Jakarta dan Stasiun Tugu Yogyakarta. Penerapan Genose di moda kereta api wajib diterapkan pada 5 Februari 2021.
“Kita melakukan langkah-langkah yang pasti, tanggal 5 Februari kita sepakati bersama gugus tugas, diterapkan di dua stasiun Senen Jakarta, dan stasiun Tugu Yogyakarta yang berlaku di kereta api secara mandatori,” kata Menhub dalam Bincang Editor GeNose di Transportasi Umum, Rabu (27/1/2021).
Baca Juga
Sementara untuk moda transportasi darat dan laut, seperti kendaraan umum bus dan lainnya akan dilakukan secara acak atau random sampling yang artinya tidak wajib layaknya diterapkan di kereta api.
Advertisement
“Untuk moda darat agak complicated kalau kita mensyaratkan karena biayanya lebih rendah, namun yang kita lakukan adalah secara acak atau random artinya kita memberlakukan acak kepada masyarakat yang akan menggunakan bus dan rest area,” jelasnya.
Lebih lanjut Menhub mengatakan untuk masyarakat yang hendak bepergian menggunakan kereta api diwajibkan untuk melakukan PCR, rapid test antigen atau GeNose. Jika tidak melakukan ketiga hal tersebut maka calon penumpang dihimbau untuk melakukan salah satu dari tiga hal itu.
“Kita memang membedakan kalau di stasiun di kereta api mandatori artinya harus. Untuk pengguna jarak jauh harus mendapatkan PCR, antigen atau genose harus,” tegasnya.
Selain itu, akan disediakan 5-10 GeNose di stasiun Senen dan stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah itu akan diketahui efektivitasnya, dan kemudian akan dilakukan evaluasi oleh tenaga Kesehatan. Sementara untuk penerapan di terminal akan dilakukan secara random.
“Oleh karenanya di Senen (stasiun) banyak sekali pergerakan luar kotanya, kita akan sediakan 5-10 genose sehingga mereka bisa menggunakan sebelum dan akan perjalanan,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
GeNose, Alat Deteksi Covid-19 dalam 50 Detik Seharga Rp 20 Ribu
Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan inovasi alat pendeteksi Covid-19, GeNose, yang merupakan hasil kolaborasi tim ahli lintas bidang ilmu di UGM. Alat ini dapat mendeteksi Covid-19 dari embusan napas, terintegrasi dengan perangkat berbasis artifisial (Artificial Intelligence).
GeNose menjadi harapan dalam pelaksanaan tracing dan tracking Covid-19 di Indonesia, di samping penggunaan rapid test dan PCR. Alat ini bahkan sudah diuji coba di fasilitas umum, seperti stasiun kereta api.
Lantas, seperti apa cara kerja GeNose, serta bagaimana efektivitas serta harganya? Berikut Liputan6.com rangkum informasinya, Minggu (24/1/2021).
1. Mampu Deteksi Virus Dalam 50 Detik
GeNose mendeteksi virus melalui embusan napas yang di simpan di dalam kantung udara. Kemudian kantung udara tersebut dihubungkan ke alat GeNose yang sudah didukung Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI).
Menurut Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo, sistem GeNose dapat mendeteksi virus dalam waktu 50 detik.
"Secara akurasi dengan PCR tidak jauh beda. Kalau negatif GeNose, tidak perlu PCR," jelas Eko.
2. Akurasi 90 Persen
Dalam kunjungan kerja ke Stasiun Pasar Senen, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memuji keakuratan GeNose yang di atas 90 persen.
"Kita akan dorong ini dipakai di area publik dan akurasinya juga di atas 90 persen. Semakin banyak yang pakai, maka akan semakin akurat karena mesin akan semakin pintar," tutur Luhut di Stasiun KA Pasar Senen pada Sabtu (23/1/2021).
Advertisement
3. Sudah Dapat Izin Kemenkes
Luhut mengimbau GeNose untuk digunakan di banyak area publik karena sudah mendapatkan emergency use of authorization dan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
"Pemerintah memberikan apresiasi kepada tim GeNose dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah bekerja keras untuk menciptakan inovasi ini dan membantu pemerintah dalam melakukan upaya 4T (Tracking, Tracing, Testing dan Treatment)," ujar Luhut.
4. Biaya Tes Rp 20 Ribu
Luhut melanjutkan, harga yang dipatok untuk sekali tes dengan GeNose hanya Rp 20 ribu saja. Alatnya sendiri harganya mencapai Rp 62 juta.
"Alatnya hanya seharga 62 juta dan harga per orangnya hanya dikenakan sekitar Rp 20 ribu. Jika pemakaian lebih banyak, tentunya cost-nya akan semakin turun dan nantinya alat ini akan terus dikembangkan, sehingga mempunya akurasi yang akan lebih tajam. Dan tentunya kita harus bangga karena ini buatan Indonesia," jelas Menko Luhut.
5. Dipasang di Stasiun Kereta Api per 5 Februari
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan implementasi GeNose akan dimulai di stasiun-stasiun Kereta Api (KA) pada 5 Februari 2021.
"Kita rencakan di kereta api akan dimulai pada 5 Februari 2021. Bertahap, setelah itu baru pesawat terbang," tutur Budi.