Sukses

BI: Penurunan Defisit Transaksi Berjalan Sejalan dengan Pelemahan Impor

Beberapa ekspor komoditas utama seperti batu bara, tekstil, kendaraaan bermotor terkontraksi cukup dalam.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan pada semester I 2020 di angka USD 6,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan capaian semester II 2019 yang sebesar USD 15,6 miliar.

Penurunan impor tersebut pada akhirnya mengkompensasi dampak pelemahan ekspor akibat kontraksi perekonomian global dan penurunan harga komoditas. Pelemahan ekspor didorong menurunnya permintaan di negara tujuan dagang yang juga terdampak pandemi Covid-19.

"Penurunan defisit transaksi berjalan pada semester I 2020 sejalan dengan penurunan impor akibat pelemahan perekonomian domestik di periode pandemi," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2020 yang diluncurkan Rabu, (27/1/2021).

Beberapa ekspor komoditas utama seperti batu bara, tekstil, kendaraaan bermotor terkontraksi cukup dalam. Hal ini sejalan dengan aktivitas produksi dan mobilitas di negara tujuan yang juga menurun.

Sementara itu, ekspor yang masih tumbuh bersumber dari komoditas logam, pulp and paper, dan besi baja. Komoditas ini dikirim ke China karena proses pemulihan ekonominya lebih cepat.

Khususnya pada proyek infrastruktur di sektor konstruksi. Seluruh jenis impor juga tumbuh rendah, terutama impor bahan baku dan barang modal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jasa Transportasi

Defisit neraca jasa juga membaik akibat penurunan defisit jasa transportasi. Ini sejalan dengan penurunan impor barang, di tengah penurunan surplus jasa travel karena berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, defisit transaksi berjalan yang menyempit juga diakibatkan pembayaran imbal hasil investasi asing yang menurun. Ini sebagai akibat dari kinerja korporasi dalam negeri yang melemah.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com