Sukses

PGN Usul Pelanggan Rumah Tangga Dapat Insentif Penurunan Harga Gas

PGN mengusulkan penurunan harga jual gas dari hulu untuk pelanggan golongan rumah tangga.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengusulkan penurunan harga jual gas dari hulu untuk pelanggan golongan rumah tangga, sehingga insentif bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan, insentif penurunan harga jual gas hulu telah dirasakan konsumen industri, dengan kebijakan harga jual gas bumi di bawah USD6 per MMBTU yang telah ditetapkan pemerintah.

"Penurunan harga gas di hulu. karena tadi di sektor industri tertentu aja USD 4 per MMBTU, " kata Suko, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Rabu (27/1/2021).

Menurut Suko, PGN juga ingin insentif penurunan harga gas dari sisi hulu bisa dirasakan pelanggan rumah tangga melalui program PGN Sayang Ibu. Saat ini, harga jual gas dari hulu untuk pelanggan rumah tangga sebesar USD 4,27 per MMBTU, dia pun harga jual gas dari produsen untuk golongan rumah tangga menjadi USD 2 per MMBTU.

"Terakhir dukungan yang kami harapkan untuk PGN Sayang Ibu. masalah rumah tangga USD 4,72 kami harapkan harganya USD 2 karena ini bener-bener ke rakyat," tuturnya.

kebijaka harga gas dengan pelanggan industri tertentu tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2020, Keputusan Menteri ESDM No.89K/10/MEM/2020.

Adapun realisasi penyerapan gas bumi hingga saat ini 240 BBTUD baru sekitar 64,14 persen dari total alokasi yang diberikan PGN.374 BBTUD.

PGN berharap industri melalui Kementerian Perindustrian dapat mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi sesuai alokasi.

"Karena faktanya sampai hari ini temen-temen industri belum dimanfaatkan secara maksimal sesuai alokasi," ujar dia.

Terkait dengan program jaringan gas (jargas) harga rumah tangga, PGN menargetkan penambahan setiap tahunnya, pada 2021 ditargetkan mencapai 230.776 sabungan rumah tangga (SR), 2022 bertambah sebanyak 1,2 8 juta SR, 2023 bertambah sebanyak hingga 1,2 juta, dan pada 2024 bertambah sebanyak 1,2 juta SR.

Anggota Komisi VII DPR Rofik Hananto meminta, pemerintah serius dalam mendongoptimalkan penggunaan gas bumi di dalam negeri untuk menggairahkan perekonomian yang sedang lesu akibat pandemi Covid-19.

"Mohon keserisuan pemerintah mengoptimalkan gas bumi di dalam negeri," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Proyek KLD Rampung, PHE ONWJ Target Produksi Gas hingga 16 MMSCFD

Salah satu proyek strategis hulu yang dilaksanakan Subholding Upstream Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yaitu Proyek KLD telah rampung dan onstream di awal tahun 2021.

Meski di tengah pandemi COVID-19, PHE ONWJ tetap berkomitmen menjalankan kegiatan dilepas pantai utara Jawa Barat, demi meningkatkan produksi minyak dan gas bumi dengan protokol kesehatan yang ketat.

Seremoni penyelesaian Proyek KLD dilakukan pada 22 Januari 2021 secara virtual, dihadiri olehKepala SKK Migas, Direksi Subholding Upstream Pertamina, serta Manajemen PHE ONWJ.

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, menyampaikan bahwa 2020 adalah tahun yang sangat challenging. Kondisi pada tahun tersebut harga minyak dunia relatif rendah danmulainya pandemi COVID-19 sejak awal tahun, sangat berdampak pada dinamika industri hulumigas dan sektor pendukungnya.

SKK Migas akan terus mengupayakan peningkatanpengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan proyek-proyek pengembangan lapangan, serta secara masif and progresif berkoordinasi dengan KKKS dan pemangku kepentingan lain untuk menghasilkan inovasi dan terobosan sehingga keterbatasan sumber daya dan mobilitas sebagai dampak COVID-19 dapat diatasi dengan baik SKK Migas memberikan apresiasi kepada PHE ONWJ yang pada periode yang penuh tantangan, tetap memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan komitmen pengembangan Lapangan KLD.

“Kami berharap capaian yang membanggakan ini dapat dilanjutkan dengan baik agar aktivitashulu migas oleh PHE ONWJ dapat terus memberikan dampak positif pada produksi migas,termasuk memberikan multiplier effect pada perekonomian serta ketenagakerjaan. Dalam jangkapanjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD gas di2030 untuk mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Julius dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (23/1/2021).

3 dari 3 halaman

Selesai Lebih Cepat

Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Taufik Aditiyawarman mengatakan keberhasilan penyelesaian proyek yang lebih cepat dari target dengan zero incident ini merupakan kerja kerasdan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak.

“Kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang terlibat yakni masyarakat danpemerintah daerah setempat, SKK Migas, seluruh pekerja PHE ONWJ serta pelaksana pekerjaanPT Meindo Elang Indah,” kata Taufik saat peresmian yang dilaksanakan secara virtual.

Ia menambahkan, segala tantangan yang ada selama pandemi, tak menyurutkan semangat PHEONWJ untuk dapat menyelesaikan proyek lebih cepat 3 bulan dari jadwal yang ditetapkan, Danyang paling penting adalah pencapaian sekitar 1.16 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan.

Lapangan Proyek KLD yang berlokasi di lepas pantai Utara Jawa Barat, berhasil diselesaikandengan skema PSC gross split.Sejak dimulai di bulan April tahun 2019, Proyek KLD telah melalui beberapa tahapandiantaranya fabrikasi di lapangan Handil, load out & sail away di pertengahan Juli 2020, instalasi offshore, kegiatan pemboran, hookup & commissioning dan start up.

Lapangan KLD telah mulai mengalirkan gas sejak Desember 2020 lalu. Pada awal Januari PHEONWJ telah menyelesaikan periode performance test sesuai parameter operasi produksi. Dari Lapangan KLD ini ditargetkan produksi gas sebesar 16 MMSCFD pada periode puncak produksi.

“Produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negerisehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja kami. PHEONWJ Energizing Indonesia,“ pungkas Taufik.