Liputan6.com, Jakarta - Amancio Ortega dikenal tidak suka tampil di depan publik dan gila bekerja. Ia jarang difoto atau diwawancarai, tapi suka makan di kantin perusahaannya dan dilaporkan menghabiskan 25 tahun di dalam hidupnya tanpa berlibur.
Ortega merupakan salah satu orang terkaya, sekaligus merupakan peritel pakaian terkaya di dunia. Ia adalah pelopor fast fashion dan mendirikan Inditex yang dikenal dengan merek Zara.
Berdasarkan the real-time billionaires list Forbes, Ortega merupakan orang ke-14 terkaya di dunia saat ini. Total kekayaannya saat artikel ini ditulis pada 27 Januari 2021 sebesar USD 71,4 miliar atau sekira Rp 1 kuadriliun (kurs Rp 14.096).
Advertisement
Pengusaha asal Spanyol ini memiliki sekira 60 persen saham Inditex dengan delapan merek terkenal selain Zara, termasuk Massimo Dutti dan Pull & Bear, serta 7.500 toko di seluruh dunia.
Ortega biasanya menghasilkan lebih dari USD 400 juta dalam bentuk dividen dalam satu tahun. Ia telah menginvestasikan dividennya terutama di real estate di Madrid, Barcelona, London, Chicago, Miami, dan New York.
Seperti sejumlah cerita keberhasilan miliarder lain, Ortega tidak berasal dari keluarga kaya raya. Dikutip dari BBC pada Rabu (27/1/2021), putra pekerja kereta api ini lahir pada 1936, tepat sebelum pecahnya perang saudara di Spanyol.
Keluarga itu berjuang keras memenuhi kebutuhan, dan ini meninggalkan kesan abadi pada dirinya sebagai seorang anak laki-laki.
"Suatu hari, ia dan ibunya pergi membeli beberapa bahan makanan. Dari bawah konter, ia mendengar seseorang mengatakan kepada ibunya 'Senora, kami tidak bisa memberi utang lagi', kata penulis biografi pendiri Zara tersebut, Covadonga O'Shea.
Menurut penuturan O'Shea, Ortega masih merasa malu atas ketidakmampuan keluarganya untuk membayar. "Ketika Amancio memberitahu kepada saya tentang hal ini, ia sangat emosional. Dan dia mengatakan kepada saya, 'saya sangat terluka dan terhina'," tutur O'Shea.
Ortega pun bersumpah tidak akan membuat keluarganya menderita kemiskinan lagi. Ia kemudian putus sekolah dan bekerja di sebuah toko baju.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Memulai Zara dan Inditex
Mengutip laporan CNBC, pada usia pertengahan 20-an, Ortega, saudara-saudaranya, dan istri pertamanya, Rosalia Mera, bekerja membuat jubah mandi. Kemudian mereka berkembang memproduksi lingerie, dan semuanya itu dibuat oleh ratusan wanita lokal yang diorganisir Ortega menjadi koperasi penjahit.
Ortega membuka toko Zara pertamanya pada 1975. Ia memperluas jaringannya ke seluruh Galicia, Spanyol, kemudian secara nasional dan internasional.
Ia mendirikan perusahaan induk, Industria de Diseno Textil (Inditex), pada 1985 untuk mengelola rangkaian merek bisnisnya.
Keunggulan Ortega, serta membuat Zara dan perusahaan induknya, Inditex, sukses adalah karena satu pengetahuan khusus. Toko-toko membutuhkan waktu terlalu lama untuk fashion yang mereka inginkan. Ketika produk itu datang, pembeli sadar mereka menginginkan sesuatu yang berbeda. Ortega lalu memutuskan akan secara radikal mempersingkat waktu tersebut.
Ia melakukan sesuatu yang sangat unik dengan mengatur ambisi untuk memberikan apa yang diinginkan pelanggan.
Pada banyak ritel, perusahaan memutuskan apa yang mereka inginkan, lalu membuatnya, dan mendorongnya ke konsumen. Sebaliknya, Zara dan merek lain Inditex, mendengarkan perkataan manajer toko dan menanyakan apa yang dikatakan oleh para konsumen, dan apa yang mereka beli.
Seorang juru bicara Ortega pada 2016 pernah mengatakan, Ortega pernah terkejut dengan skala kesuksesannya. Ia selalu berambisi untuk bisnisnya, tapi tidak pernah fokus pada kekayaan pribadi.
O'Shea mengatakan sikap Ortega yang pemalu berakar dari kerendahan hatinya. Ia merasa kesuksesan perusahaan hanya sebagian karena apa yang telah dilakukannya.
"Ia bukan salah satu orang kaya yang memandang Anda dari puncak kesuksesannya," kata O'Shea.
Advertisement