Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan mengubah beberapa mekanisme kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mulai 5 April 2021. Perubahan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengatakan, keputusan bank sentral untuk memperkuat mekanisme JISDOR ini telah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada 21 Januari 2021 silam.
Baca Juga
"Kebijakan tersebut adalah melakukan penguatan JISDOR guna tingkatkan kredibilitas pasar valas, domestik, dan memenuhi stabilitas nilai tukar rupiah," kata Donny dalam sesi teleconference, Rabu (3/2/2021).
Advertisement
Dalam perubahan ini, ia menerangkan, penyesuaian waktu pengumpulan data transaksi pembentuk JISDOR akan diperpanjang, dari semula pukul 08.00-09.45 WIB menjadi 08.00-16.00 WIB.
"Penguatan Jisdor ini dilakukan melalui penyesuaian waktu pengumpulan data transaksi pembentuk JISDOR, sehingga JISDOR mencerminkan transaksi spot yang terjadi sepanjang hari," ungkap Donny.
Kemudian waktu penerbitan JISDOR pun akan bergeser, dari semula pukul 10.00 WIB menjadi 16.15 WIB.
Donny mengutarakan, Bank Indonesia akan mulai mengimplementasikan perubahan mekanisme ini per 5 April 2021 mendatang. Sehingga ada waktu cukup bagi pelaku pasar untuk menyesuaikan dengan penguatan JISDOR ini.
"JISDOR yg seperti sekarang masih diterbitkan jam 9-10, itu terakhir akan 1 April, kemudian nanti tanggal 5 (April) ada yang baru," ujar Donny.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Menguat, Sempat Sentuh Level 13.997 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (3/2/2021), rupiah dibuka di angka 14.015 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.025 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.997 per dolar AS hingga 14.025 per dolar AS. jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,25 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.017 per dolar AS, mendatar jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.044 per dolar AS.
"Potensi penguatan rupiah hari ini masih terbuka dengan minat pasar terhadap aset berisiko terlihat tetap tinggi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Rabu (3/2/2021).
Indeks Dow Jones ditutup menguat dan indeks saham Asia pagi ini terlihat positif. Laporan-laporan pendapatan perusahaan yang positif membantu penguatan indeks.​​​​Ariston menuturkan, pasar juga masih memperhatikan perkembangan negosiasi stimulus di AS. Partai Demokrat menjalankan agendanya di Kongres untuk meloloskan proposal stimulus tanpa dukungan penuh partai Republik.
Sementara itu, Partai Republik masih bernegosiasi dengan Presiden AS Joe Biden mengenai paket stimulus yang lebih kecil.
"Perilisan stimulus yang cepat bisa membantu meningkatkan sentimen minat terhadap risiko," ujar Ariston.
Advertisement
Prediksi Rupiah
Di sisi lain, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat menguat ke 1,11 persen dari sebelumnya 1,08 persen.
"Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dolar AS dan menahan penguatan rupiah. Kondisi penularan COVID-19 di Indonesia yang meninggi juga bisa menahan penguatan rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.950 per dolar AS hingga Rp14.080 per dolar AS.
Pada Senin (2/2) lalu, rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.025 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.023 per dolar AS.Â
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Advertisement