Liputan6.com, Jakarta - Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bernama Indonesia Invesment Authority (INA) akan beroperasi sekitar akhir Februari atau atau Maret 2021 ini.
Ini lebih cepat dari rencana semula yang ditargetkan pemerintah bahwa INA atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) beroperasi pada kuartal II 2021.
Baca Juga
Langkah cepat ini setelah parlemen menyetujui dewan pengawas INA dari kalangan profesional pekan lalu, yakni Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.
Advertisement
Mereka bertiga akan bekerja bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir yang merupakan dewan pengawas dari pemerintah untuk mempersiapkan operasi INA, termasuk mengusulkan chief executive officer atau CEO INA.
“Dengan begitu, Dewan Pengawas juga bisa bekerja cepat untuk mengusulkan calon CEO INA yang kemudian akan segera diputuskan Presiden dalam waktu dekat ini," ujar Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dikutip Rabu (3/2/2021).
Di INA ini, pemerintah juga akan memberikan berbagai insentif pajak. Insentif akan dibagi menjadi dua, yakni pada masa investasi dan pada masa kepemilikan. Beberapa contoh insentif pajak pada masa investasi seperti misalnya ketentuan yang menyebutkan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BHTB) yang dibayar dapat menjadi pengurang bagi penghasilan bruto pada tahun tersebut.
Selain itu, pada masa kepemilikan, LPI akan memperoleh pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23 atas transaksi bunga pinjaman dan PPh pasal 26 atas dividen yang diterima. Artinya, investor akan memperoleh pajak yang lebih kecil dari imbal hasil investasi di LPI.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Presiden Jokowi mengaku tak masalah namanya dicatut oleh Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk urusan investasi. Bahkan, Jokowi justru meminta agar Bahlil melayani para investor.
Sosialisasi ke Investor
Agar lebih populer di kalangan investor, LPI juga terlibat pada perhelatan program khusus seperti Mandiri Investment Forum (MIF) 2021 yang digelar secara virtual pada 1-5 Februari 2021 Mandiri Investment Forum menciptakan sinergi antara investor, pelaku usaha dan para pemangku kepentingan, agar mampu menangkap peluang investasi yang dapat mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Program ini akan diikuti lebih dari 10.000 investor dari dalam dan luar negeri. Termasuk di dalamnya sekitar 500 investor asing atau perusahaan asing, perwakilan kedutaan besar, dan nasabah Kantor Luar Negeri Bank Mandiri, yang mengelola aset hingga lebih dari US$ 4 triliun.
“Forum ini sangat penting untuk menciptakan sinergi antara investor, pelaku usaha dan para pemangku kepentingan. Agar mampu menangkap peluang investasi yang dapat mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan, pekan lalu.
Jika Bank Mandiri yang merupakan salah satu bank mampu mengumpulkan investor sebanyak itu, diharapkan dengan event serupa, INA atau LPI akan lebih besar lagi.
Advertisement