Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) terkait pelaksanaan vaksin gotong-royong.
“Terkait dengan vaksin gotong-royong, Pak Menkes akan membuat Permenkesnya,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Keterangan Pers Menko Perekonomian dan Menteri Kesehatan, di Kantor Presiden, Rabu (3/2/2021).
Airlangga menjelaskan rencana penerbitan Permenkes ini dilakukan setelah adanya arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar proses vaksinasi bisa ditingkatkan dari aspek volume dan waktu pelaksanaannya.
Advertisement
“Presiden selanjutnya mendorong agar vaksinasi bisa ditingkatkan, baik dari segi volume maupun dari segi waktu, sehingga herd immunity bisa cepat dilaksanakan,” ujarnya.
Selain itu, dalam Permenkes tersebut juga akan dijelaskan kebijakan tentang testing Covid-19. Pemerintah akan memasukkan rapid antigen sebagai salah satu upaya screening awal, lantaran rapid antigen cenderung lebih murah dibandingkan dengan tes PCR.
“Dalam Permenkes Itu juga salah satu yang terkait dengan testing, itu memasukkan rapid antigen yang bisa digunakan untuk screening karena kita ketahui rapid antigen dari segi biaya lebih rendah daripada PCR,” jelasnya.
Demikian Airlangga mengatakan dalam rapat terbatas bersama Presiden tersebut, Menteri Kesehatan menyebut akan meningkatkan proses vaksinasi, agar dalam satu tahun herd immunity bisa tercapai.
“Selanjutnya, Bapak Presiden kembali mengingatkan bahwa kunci daripada pandemi covid-19 ini, yaitu 3M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,” pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Lobi Minta Tambahan Lagi 11 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac
Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengaku mendapatkan tugas dari pemerintah untuk bernegosiasi agar Indonesia bisa kembali mendapatkan tambahan bahan baku (bulk) vaksin Covid-19 produksi Sinovac tahap kelima.
Nantinya, tambahan tersebut akan melengkapi kedatangan 10 juta dosis vaksin bagi PT Bio Farma (Persero) yang tiba pada Selasa, 2 Februari 2021 hari ini, serta 15 juta dosis pada 12 Januari 2021 lalu.
"Pengiriman tadi baru masuk 10 juta bulk jam 10 pagi. Sekarang kita sedang nego lagi untuk batch ke-5, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan masuk 11 juta bulk vaksin lagi ke Indonesia," ungkapnya dalam suatu sesi webinar, Selasa (2/2/2021).
Menurut dia, Kedutaan Besar RI untuk China sedari awal telah menerima instruksi langsung dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk membuka akses bagi masuknya bahan baku vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
"Kita sendiri di awal-awal Covid-19 ada refocussing daripada diplomasi kita. Tentu di dalamnya diplomasi vaksin dengan Tiongkok, itu yang sudah kita realisasikan saat ini," ujar Djauhari.
Kehadiran vaksin Covid-19 tersebut dinilai akan sangat bantu memulihkan perekonomian Indonesia, yang sudah tersungkur sejak masa awal pandemi pada Maret 2020 silam.
Dalam hal ini, Djauhari coba menggambarkan situasi ekonomi di China yang melaju pesat usai program vaksinasi Covid-19 dilakukan.
"Kalau bisa saya gambarkan di Tiongkok, triwulan pertama itu -6,7 persen. Triwulan kedua mereka sudah 3,2 persen. Triwulan ketiga itu 4,9 persen. Triwulan keempat kemarin itu sudah di atas 6 persen. Prediksi untuk 2021 itu 7,5-8 persen," tuturnya.
Advertisement
Pengiriman Bahan Baku Vaksin Sinovac Dipercepat, Rampung Juli 2021
Juru Bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan pengiriman bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac dipercepat dari target awal. Proses pengiriman akan selesai pada Juli 2021.
"Pengirimannya akan dilakukan bertahap hingga Juli 2021. Sebelumnya direncanakan November, ini ada percepatan menjadi Juli," tutur Bambang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa (2/2/2021).
Indonesia pada hari ini kembali menerima pengiriman 10 juta bahan baku ditambah satu juta overfill dari Sinovac. Setelah sebelumnya pada 12 Januari 2021 juga telah menerima kiriman 15 juta dosis bahan baku dengan tambahan 1,5 juta overfill.
"Bahan baku yang kita terima hri ini merupakan bagian dari bahan baku yang didatangkan dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis untuk 2021," jelas Bambang.
Diungkapkannya, kedatangan bahan baku vaksin dari Sinovac ini merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat vaksinasi.
"Komitmen pemerintah untuk percepatan program vaksinasi pemerintah Indonesia dengan mendatangkan produk jadi Sinovac sebanyak tiga juta dosis dengan nama CoronaVac," sambungnya.
Vaksin Sinovac yang dimaksud tersebut termasuk untuk 1,5 juta tenaga kesehatan yang berada di garda depan penanganan Covid-19.