Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengapresiasi hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai hasil merger 3 bank syariah milik BUMN.
Wimboh bilang, kehadiran BSI menjawab tuntutan masyarakat Indonesia terutama masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan perbankan berlandaskan prinsip syariah.
Baca Juga
"Saya pribadi sebagai ketua Dewan Komisioner OJK sangat mengapresiasi lahirnya bank ini karena ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat. Kita memiliki penduduk muslim terbesar di dunia dan prinsip syariah adalah prinsip produk yang ditunggu-tunggu," ujar Wimboh dalam Index Debut PT BSI, Kamis (4/2/2021).
Advertisement
Wimboh mengatakan, selama ini tantangan pemerintah dalam menjangkau masyarakat dengan informasi produk keuangan cukup besar, begitu juga dengan produk keuangan yang berbasis prinsip syariah.
Masyarakat Indonesia mengidamkan produk keuangan syariah yang lebih murah, kualitas lebih bagus dan pelayanan yang nyaman.
"Itu semua hanya bisa dilakukan kalau kita punya bank syariah, yang tadi sesuai arahan Pak Presiden yang raksasa. Raksasa telah hadir menjawab kebutuhan masyarakat," katanya.
Bukan hanya dari segi kualitas pelayanan, berdirinya bank dengan aset gigantik ini juga mendorong BSI menjadi bank syariah terbesar baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Di Indonesia, BSI bertengger di peringkat 7 sebagai bank dengan aset terbesar.
"Masih banyak yang kita lakukan untuk masuk 10 besar di dunia, untuk jd peringkat 7 di Indonesia belum cukup. Maka kita berikan semangat dan ini yang harus kita lakukan," katanya.
"Saya sebagai Ketua OJK dan insan OJK akan berdiri di belakangnya untuk mendukung itu, bersama dengan seluruh masyarakat dan kami siap untuk itu," tandas Wimboh Santoso.
Saksikan Video Ini
Bank Syariah Indonesia Bisa Layani KPR Subsidi Tahun Ini
Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR mengungkapkan Bank Syariah Indonesia sudah bisa melakukan proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun ini.
"Saat ini BSI sudah bisa melakukan proses KPR FLPP, namun untuk penagihan dana FLPP baru bisa dilaksanakan setelah adanya kesepahaman bersama antara BSI dengan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR dan perjanjian kerjasama (PKS) antara BSI dengan PPDPP," ujar Direktur Utama PPDPP, Arief Sabaruddin seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/2/2021).
Menurut Arief, sebelum dilaksanakan pra merger, BRI Syariah dan BNI Syariah sudah menjadi bank pelaksana penyalur dana FLPP, sehingga dengan penggabungan bank syariah ini maka jumlah bank pelaksana yang tadi sebanyak 38 bank akan berkurang 1 bank.
Penggabungan Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah (BRIS) dan BNI Syariah (BNIS) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) per 1 Februari 2021 ini berdampak kepada bank pelaksana penyalur dana FLPP tahun 2021. BSI Ke depan sudah memastikan diri untuk menyalurkan dana FLPP pada tahun 2021.
"Namun saat ini jumlah bank penyalur dana FLPP masih 38 bank sampai dilaksanakannya kesepahaman bersama antara Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR dengan Bank Syariah Indonesia dan diikuti adanya perjanjian kerjasama (PKS) antara PPDPP dengan BSI yang rencananya akan berlangsung pada Februari ini," katanya.
BSI memiliki target product champion yang salah satunya adalah FLPP. Dari 200 cabang yang dimiliki oleh BSI, maka 3 kantor cabang BSI akan dijadikan pilot project penyaluran dana FLPP yaitu ex Bank BRI Syariah cabang BSD, ex Bank BNI Syariah cabang Kebon Jeruk dan ex BSM cabang Hasanuddin dengan menggunakan entitas BSI.
“Saat ini fokus kami adalah pada timeline pelaksanaan penyaluran dana FLPP tahun 2021, melakukan rekonsiliasi atas penyaluran 3 bank pra merger dan mempersiapkan sistem teknologi informasi host to host untuk bank BSI,” kata Arief.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo berharap PT Bank Syariah Indonesia Tbk gesit dalam menangkap peluang setelah resmi diluncurkan.
Presiden Jokowi mengatakan Bank Syariah Indonesia yang merupakan hasil merger tiga bank syariah BUMN harus mampu menciptakan tren baru dan bukan hanya mengikuti tren yang sudah ada.
Advertisement