Sukses

Debut di BEI, Harga Saham Bank Syariah Indonesia Naik 5 Kali Lipat

Kinerja BSI positif usai pelaksanaan Initial Public Offering (IPO).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI, kode saham: BRIS) Hery Gunardi menyampaikan kinerja BSI yang positif usai pelaksanaan Initial Public Offering (IPO).

Selain harga saham yang naik 5 kali lipat dari Rp 510 per lembar menjadi Rp 2.750 per lembar, kapitalisasi pasar BRIS juga naik menjadi Rp 112,8 triliun. Hery berharap, dengan kinerja yang positif, BRIS bisa masuk ke IDX BUMN20.

"Melihat kinerja saham BRIS yang positif di tengah pandemi kami berharap BRIS dapat menjadi primadona di Bursa serta dapat masuk dalam indeks IDX BUMN20, selain itu kami berharap kinerja ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah tentunya untuk melantai di bursa," ujar Hery dalam Index Debut PT BSI, Kamis (4/2/2021).

Adapun, IDX BUMN20 ialah indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.

Hery melanjutkan, BSI akan menjadi bank peringkat ke-7 di Indonesia berdasarkan total aset. Sebagai bank hasil penggabungan, per Desember 2020 lalu, BSI mempunyai total aset sebesar Rp 240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp 157 triliun, total dana pihak ketiga mencapai Rp 210 triliun serta total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun.

Pihaknya menyadari, tugas yang diemban bukan hanya sekadar menggabungkan ketiga bank ini namun juga melakukan transformasi, memperbaiki bisnis proses, penguatan dari sisi manajemen risiko, penguatan dari sisi human capital dan tentunya penguatan dari sisi teknologi digital.

"BSI berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dan tetap menjunjung tinggi yang prima sesuai dengan kebutuhan nasabah," tandas Hery.

Semntara itu, selain menjalankan fungsi intermediari dan menyalurkan pajak, Bank Syariah Indonesia juga memiliki konsep yang dapat dioptimalkan untuk melakukan pemerataan ekonomi masyarakat melalui ZISWAF (Zakat, Infaq, Sadaqah).

2 dari 2 halaman

Dirut Bank Syariah Indonesia Harap Saham BRIS Jadi Primadona di Bursa

Pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesadaran (awareness) kepada pelaku pasar modal akan hadirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Bank hasil penggabungan tiga Bank BUMN ini sebelumnya telah resmi berganti nama pada 1 Februari 2021, dan tetap memakai kode emiten BRIS.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi menerangkan, sebagai hasil bank penggabungan, per Desember 2020, BSI memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun. Kemudian total pembiayaan sebesar Rp 157, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai sebesar Rp 210 Triliun. Serta total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun.

"Bank Syariah Indonesia juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang yang tersebar di Indonesia dan kurang lebih 20 ribu karyawan,” tutur dia dalam acara Debut PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Kamis (4/1/2021).

Dalam laporannya, Hery menyebutkan harga saham BRIS pada saat IPO itu sebesar Rp 510. Sedangkan per 3 Februari 2021, harga saham BRIS mencapai Rp 2.750. "Artinya harga saham BRIS naik sekitar lima kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO,” kata dia.

Selain itu, kapitalisasi pasar saham Bank Syariah Indonesiapada saat IPO hanya sebesar Rp 4,96 triliun. Sementara per 3 Februari 2021 naik puluhan kali lipat mencapai Rp 112,8 triliun.

"Melihat kinerja saham BRIS yang positif di tengah pandemi, kami berharap BRIS dapat menjadi primadona di Bursa serta dapat masuk ke dalam indeks IDX20. Selain itu kami berharap kinerja ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah tentunya untuk melantai di Bursa,” tutur Hery.

Mengutip data RTI, saham BRIS naik 1,45 persen ke posisi Rp 2.790 per saham pada pukul 10.02 WIB. Saham BRIS dibuka naik 20 poin ke posisi 2.770 per saham. Saham BRIS sempat berada di level tertinggi 2.830 per saham dan terendah 2.730 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 22.733 kali dengan nilai transaksi Rp 271,3 miliar.

Sepanjang Januari 2021, saham BRIS naik 8,44 persen ke posisi Rp 2.440 per saham. Saham BRIS sempat di level tertinggi 3.980 per saham dan terendah 2.230 per saham. Nilai transaksi Rp 16,2 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 1.230.808.