Sukses

Bukalapak Prediksi Usaha Makanan Online Bakal Cuan di 2021

Sektor usaha kuliner secara online diprediksi mempunyai propek cerah di tahun ini

Liputan6.com, Jakarta - AVP Marketplace Strategy & Merchant Policy Bukalapak, Baskara Aditama memprediksi sektor usaha kuliner secara online mempunyai propek cerah di tahun ini. Menyusul terjaganya tren positif akan permintaan berbagai jenis makanan di marketplace lokal itu.

"Untuk UMKM yang masih bertahan dan akan tumbuh di tahun 2021 sepertinya di bidang makanan online. Ini setelah permintaan kita catat masih konsisten dan terus ramai ," ujar dia dalam acara "Ngobrol Virtual: Strategi Baru Bukalapak Bantu UMKM Di Masa Sulit Pandemi" Kamis (4/2).

Baskara bilang, prospek cerah usaha kuliner online ini dipicu oleh dua hal. Pertama, masih berlakunya aturan pembatasan sosial untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 secara ketat di berbagai wilayah Indonesia.

"Sehingga tren pembatasan ini mengakibatkan orang terbatas untuk makan di luar. Ini membuat orang lebih memilih untuk melakukan pembelian online," terangnya.

Kedua, adanya momentum bulan Ramadhan yang kian dekat. Sebab, menurut Baskara, selama perayaan bulan puasa berlangsung kebutuhan akan pangan mengalami kenaikan secara drastis.

"Jelang Ramadhan atau selama bulan puasa ini usaha makanan akan tumbuh. Setelah permintaan akan (pangan) juga meningkat," ucapnya.

Untuk itu, Bukalapak berkomitmen untuk terus memperkuat sistem dan memudahkan konsumen dalam melakukan pencarian terkait kebutuhan produk yang diinginkan. "Ini agar UMKM bisa mendapatkan transaksi lebih banyak," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Bukalapak Targetkan Pertumbuhan Bisnis hingga 50 Persen di 2021

Bukalapak menargetkan pertumbuhan bisnis di 2021 berkisar antara 40 hingga 50 persen. Angka pertumbuhannya seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

"Untuk proyeksi kenaikan, kita ikut ekonomi digital di Indonesia 40 hingga 50 persen. Kita juga sekitar segitu," kata CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, pada Rabu (6/1/2020).

Secara umum, kata Rachmat, fokus bisnis perusahaan pada tahun ini adalah untuk terus tumbuh. Dalam hal ini termasuk jumlah transaksi, jumlah merchant, dan juga pelapak dan mitra baru.

"Kita akan fokus mendapatkan lebih banyak merchant, dan fokus memberikan yang terbaik untuk pelapak kita dengan fee paling murah. Untuk mitra, kami juga ingin produk virtual lebih ditambah, karena semakin banyak layanan maka akan semakin baik tidak hanya untuk masyarakat, tapi pedagang juga semakin tambah cuan," jelasnya.

Bisnis Bukalapak pada tahun lalu pun mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan mencatat peningkatan EBITDA sebesar 80 persen, serta empat juta pelapak dan mitra baru pada 2020.

3 dari 3 halaman

Tiga Aspek Fokus

Bukalapak pun memperkuat operasional dan bisnisnya dalam tiga aspek yang menjadi fokus perusahaan pada 2020, yaitu talenta atau Sumber Daya Manusia (SDM), pertumbuhan, dan modal.

Mengenai pertumbuhan, Bukalapak mencatat peningkatan lebih dari 130 persen pada nilai transaksi selama 2020 dibandingkan satu tahun sebelumnya. Hal ini didukung pengembangan fitur dan layanan, baik pada platform marketplace maupun O2O (online to offline).

"Untuk tahun ini, kami akan menambah ekspansi pelapak di platform kami, dan mendukung lebih banyak usahawan dan inklusi digital," tutur Rachmat.

Total saat ini ada 13,5 juta UMKM yang bergabung di ekosistem Bukalapak. Mitra Bukalapak juga melakukan perluasan penyediaan produk grosir ke 28 provinsi di Indonesia, melalui kerjasama dengan lebih dari 300 distributor lokal. Jumlahnya meningkat lebih dari 15 kali lipat sejak awal 2020.