Sukses

Menko Luhut: Butuh Penurunan Mobilitas 30 Persen untuk Tekan Kasus Covid-19

Untuk mengendalikan penambahan kasus harian Covid-19, perlu ada penurunan mobilitas masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan untuk mengendalikan penambahan kasus harian Covid-19, perlu ada penurunan mobilitas masyarakat. Berdasarkan pengalaman, penurunan mobilitas di atas 30 persen dinilai memberikan dampak signifikan.

"Berdasarkan pengalaman, dibutuhkan penurunan mobilitas di atas 30 persen untuk mengendalikan penambahan kasus," kata Luhut dalam siaran persnya, Jakarta, Kamis (4/2).

Untuk itu, perlu adanya kebijakan baru yang bisa menyesuaikan dengan penurunan mobilitas manusia. "Sehingga akan ada penyesuaian peraturan dan kebijakan akan hal ini," sambungnya.

Maka, Luhut meminta semua pihak kembali meningkatkan strategi dalam penanganan penyebaran virus corona ini. Salah satunya dengan menyempurnakan dan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan di masyarakat.

"Kita harus tingkatkan kembali strategi dalam penanganan Covid-19, untuk menyempurnakan dan meningkatkan kedisiplinan dari berbagai cara yang telah dilakukan," kata dia.

Pemerintah pun akan melakukan operasi perubahan perilaku masyarakat. Hal ini seiring dengan kampanye protokol kesehatan secara sistematis di masyarakat yang melibatkan berbagai pihak berwenang.

Deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan mendorong strategi pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) yang agresif dan tepat sasaran.

"Kita berharap penyebaran informasi dan kampanye dapat bergerak secara masif dengan melibatkan berbagai lembaga lain, seperti Kemenag dengan mengajak pemuka agama, dan juga Kemendikbud," tambah Luhut.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Sebut 22 Persen Masyarakat Indonesia Tak Percaya Adanya Corona Covid-19

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menguak satu fakta. Ternyata masih banyak penduduk yang tidak percaya keberadaan virus Corona Covid-19 asal China itu.

Bahkan ini yang membuat penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia.

"Berdasarkan data yang kami miliki, sebanyak 22 persen orang (penduduk RI) tidak percaya akan Covid-19," ujar Luhut dalam acara Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2/2021).

Bahkan kemungkinan besar lebih banyak penduduk Indonesia yang tidak percaya terhadap keberadaan virus corona.

Untuk itu, pemerintah dan otoritas terkait pun kini tengah memperketat beragam prosedur dan program untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Hal itu dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari kepolisian, Satpol PP, serta pemuka agama.

"Kemenag juga terlibat sekarang. Jadi semua pesantren, semua pimpinan agama dan entah itu muslim, kristen, buddha harus bekerja sama bahwa hal ini harus kita tangani karena ini ancaman yang nyata terutama dengan varian yang baru,” kata Luhut.

Dia pun menegaskan, penanganan pandemi menjadi penting sebab juga berkaitan dengan proses pemulihan ekonomi. Menurut Luhut, proses pemulihan ekonomi tak akan terjadi bila pandemi tak bisa ditangani.

"Pemulihan ekonomi sangat bergantung pada penanganan Covid-19, hal ini sangat penting bagi Indonesia, bagaimana bisa menyeimbangkan penanganan Covid-19, di saat yang bersamaan juga tetap menggerakkan perekonomian," ucap dia

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com