Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun lebih dari 2 persen pada hari Kamis untuk menembus di bawah level psikologis utama USD 1.800 karena kenaikan dolar dan imbal hasil Treasury AS mengikis daya tarik emas batangan.
Dikutip dari CNBC, Jumat (5/2/2021), harga emas di pasar spot turun 2,3 persen menjadi USD 1.791,76 per ounce pada pukul 1:43 sore. EST (1843 GMT), setelah menyentuh level terendah lebih dari dua bulan di USD 1.784.76. Emas berjangka AS turun 2,4 persen pada USD 1.791,20.
Baca Juga
Sementara Perak turun 2,3 persen menjadi USD 26,26.
Advertisement
Harga perak telah turun lebih dari 13 persen sejak kegilaan ritel gaya GameStop mengirimnya ke level tertinggi dalam hampir delapan tahun di USD 30,03 pada hari Senin.
"Emas bisa turun lebih rendah dan berkonsolidasi dalam menanggapi seluruh gagasan bahwa AS dan ekonomi global sedang pulih,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Namun, perak bisa mendapatkan keuntungan dari permintaan industri, tambah Melek.
Mengurangi beberapa kekhawatiran atas kesehatan ekonomi adalah penurunan di Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu. Membuat harga emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dolar mencapai puncak lebih dari dua bulan sementara imbal hasil Treasury AS jangka panjang naik karena mengantisipasi paket bantuan pandemi besar dari Washington dan pasar tenaga kerja AS yang stabil.
Sementara harga emas biasanya memperoleh keuntungan dari lebih banyak stimulus, karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dari langkah-langkah stimulus yang meluas.
Imbal hasil yang lebih tinggi menantang status tersebut karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan hasil.
"Meningkatnya ekspektasi tentang berakhirnya pandemi yang relatif cepat meningkatkan harapan pemulihan ekonomi dan dengan itu kemungkinan bank sentral mengurangi stimulus moneter hiper-dovish saat ini," kata kepala analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Menuju Kinerja Terburuk di Awal Tahun dalam Satu Dekade
Harga emas dunia turun tipis setelah Federal Reserve mempertahankan kebijakan moneternya tanpa menjanjikan bantuan lagi. Kebijakan ini ikut mendukung dolar dan menempatkan emas batangan kembali berada pada jalur awal terburuk dalam satu tahun dalam satu dekade.
Melansir laman Bloomberg, Jumat (29/1/2021), harga emas di pasar spot susut 0,1 persen menjadi USD 1.841,71 per ounce. Setelah sebelumnya turun 0,4 persen pada hari Rabu.
Adapun harga perak beringsut lebih tinggi, di mana paladium sedikit berubah dan platina jatuh. Sedangkan indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,2 persen, menyentuh level tertinggi satu bulan.
Kondisi harga emas antara lain dipengaruhi kebijakan The Fed yang akan mempertahankan pembelian obligasi senilai USD 120 miliar per bulan sampai apa yang disebut "kemajuan substansial lebih lanjut" menuju lapangan kerja dan tujuan inflasi dibuat.
Setelah pertemuan pertama bank sentral tahun 2021, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan akan membutuhkan "beberapa waktu" untuk mencapai ambang batas untuk mengubah pembelian, memperjelas bahwa bank sentral tidak akan menurunkannya.
Harga emas telah menyusut sekitar 3 persen bulan ini. Menjadi kinerja terburuk di Januari sejak 2011, di tengah kenaikan dolar dan imbal hasil treasury dan karena para pedagang mempertimbangkan prediksi pemulihan ekonomi.
Powell mengatakan bahwa ketersediaan vaksin yang meluas merupakan alasan jadi lebih optimis, dan mencatat bahwa "beberapa perkembangan menunjukkan prospek yang lebih baik untuk akhir tahun ini."
"Jika saya melihat emas, tampaknya pasar mencari langkah Fed yang lebih dovish," kata Giovanni Staunovo, analis di UBS Group AG.
Meski dia mengaku masih yakin akan melihat harga yang lebih tinggi pada kuartal ini, didukung oleh nilai tukar riil AS yang rendah (er) dan dolar AS yang lebih lemah.
Advertisement