Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menargetkan 25 hingga 30 juta pekerja akan mengikuti program vaksinasi gotong royong. Kadin saat ini masih dalam proses pengumpulan data jumlah penerima vaksin Covid-19 tersebut.
"Vaksin ini untuk seluruh Indonesia. Kalau kita lihat ini bisa mencapai 25 sampai 30 juta pekerja untuk tahun ini," kata Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani, saat dihubungi Liputan6.com pada Jumat (5/2/2021).
Mengenai mekanisme penyaluran vaksin, kata Rosan, akan ada yang beli dari pemerintah atau impor langsung. Namun, tetap akan melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Advertisement
"Nanti kita akan integrasikan datanya (penerima vaksin) dengan pemerintah untuk membantu buat alur. Supaya semua bisa terdata dan bisa ikut," tuturnya.
Kadin telah mulai mendata para pengusaha dan perusahaan yang berminat ikut dalam program pemberian vaksin Covid-19 ini.
Pendaftaran bagi perusahaan yang ingin ikut serta dalam program vaksin gotong royong ini dibuka selambat-lambatnya hingga 10 Februari 2021. Proses pendaftaran bisa dilakukan melalui laman vaksin.kadin.id.
Menurut Rosan, antusiasme terhadap program vaksinasi gotong royong ini sangat besar. "Untuk jumlah yang daftar saya belum pegang, tapi sangat luar biasa," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Percepat Vaksinasi Covid-19, Menkes Bakal Terbitkan Aturan Vaksin Gotong Royong
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) terkait pelaksanaan vaksin gotong-royong.
“Terkait dengan vaksin gotong-royong, Pak Menkes akan membuat Permenkesnya,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Keterangan Pers Menko Perekonomian dan Menteri Kesehatan, di Kantor Presiden, Rabu (3/2/2021).
Airlangga menjelaskan rencana penerbitan Permenkes ini dilakukan setelah adanya arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar proses vaksinasi bisa ditingkatkan dari aspek volume dan waktu pelaksanaannya.
“Presiden selanjutnya mendorong agar vaksinasi bisa ditingkatkan, baik dari segi volume maupun dari segi waktu, sehingga herd immunity bisa cepat dilaksanakan,” ujarnya.
Selain itu, dalam Permenkes tersebut juga akan dijelaskan kebijakan tentang testing Covid-19. Pemerintah akan memasukkan rapid antigen sebagai salah satu upaya screening awal, lantaran rapid antigen cenderung lebih murah dibandingkan dengan tes PCR.
“Dalam Permenkes Itu juga salah satu yang terkait dengan testing. Itu memasukkan rapid antigen yang bisa digunakan untuk screening, karena kita ketahui rapid antigen dari segi biaya lebih rendah daripada PCR,” jelasnya.
Demikian Airlangga mengatakan dalam rapat terbatas bersama Presiden tersebut, Menteri Kesehatan menyebut akan meningkatkan proses vaksinasi, agar dalam satu tahun herd immunity bisa tercapai.
“Selanjutnya, Bapak Presiden kembali mengingatkan bahwa kunci daripada pandemi covid-19 ini, yaitu 3M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,” pungkasnya.
Advertisement