Sukses

Ternyata Belum Semua Industri Halal Mau Pakai Bank Syariah buat Transaksi

Hadirnya Bank Syariah Indonesia diharapkan bisa memberi akses perbankan ke konsumen yang lebih luas sehingga dapat mendukung ekosistem ekonomi syariah.

Liputan6.com, Jakarta Berdirinya Bank Syariah Indonesia (BSI) dinilai dapat mendorong industri syariah untuk bisa berkembang dan berkontribusi terhadap ekonomi nasional, dengan aset dan modalnya yang besar.

Namun ternyata, belum semua industri halal menggunakan bank syariah untuk mendukung transaksi mereka. 

Ini menjadi salah satu dari beberapa tantangan yang harus dihadapi BSI, serta bank syariah lain, dalam mewujudkan perkembangan tersebut. salah satunya dari sisi preferensi konsumen.

Padahal, kata Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Deden Firman Hendarsyah, jika dioptimalkan tentu akan mempercepat cita-cita Indonesia mengembangkan ekonomi syariah.

"Bahkan di industri halal mungkin belum semuanya menggunakan perbankan syariah. Ini tentunya tantangan tersendiri bagi kita," kata Deden dalam webinar, Minggu (7/2/2021).

Deden melanjutkan, pihaknya akan berbenah diri agar perbankan syariah dapat menyediakan produk dan layanan bagi seluruh stakeholder di industri halal dengan lebih baik agar menjadi pilihan utama bertransaksi bagi mereka.

Deden melanjutkan, hadirnya BSI diharapkan bisa memberi akses perbankan ke konsumen yang lebih luas sehingga dapat mendukung ekosistem ekonomi syariah.

"Kita tahu ekosistem ekonomi syariah sangat besar, mungkin industri halal masuk di dalamnya. Diharapkan nanti BSI mampu melayani seluruh transaksi di ekosistem ekonomi syariah," kata Deden.

"Layaknya jantung di tubuh manusia, BSI diharapkan dapat memompa likuiditas, memenuhi kebutuhan transaksi, produk layanan dari ekosistem ini," tutupnya.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Ketua OJK Sebut Kelahiran Bank Syariah Indonesia Bisa Jadi Raksasa Baru

Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, meyakini PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan bisa bersaing dengan perbankan konvensional. Hal ini disampaikannya dalam acara Wedangan IKA UNS Seri XLIII secara virtual pada Sabtu malam (6/2/2021).

Menurut Wimboh, Bank Syariah Indonesia akan bisa menjadi kompetitor bank-bank konvensional baik dari sisi produk, akses, cakupan, termasuk kualitas. Ia pun menyebut Bank Syariah Indonesia sebagai raksasa baru di dunia perbankan.

"Kita tunggu ini akan bangkit, mengutip pernyataan bapak Presiden lahirnya bank syariah ini sebagaimana lahirnya raksasa baru. Tinggal kita tunggu debutnya ke depan," ungkap Wimboh pada Sabtu (6/2/2021).

Bank Syariah Indonesia merupakan penggabungan tiga bank syariah BUMN yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Bank Syariah Indonesia secara resmi berdiri pada 1 Februari 2021.

Dijelaskan Wimboh, industri perbankan syariah memiliki ruang cukup besar untuk tumbuh. Di tengah kontraksi kredit perbankan nasional sebesar -2,41 persen pada 2020, pembiayaan bank umum syariah masih tumbuh 9,5 persen yoy dengan ketahanan yang memadai. Peluang tumbuh yang besar ini lah menjadi salah satu alasan kelahiran Bank Syariah Indonesia.

"Kredit bank syariah tumbuhnya 9,5 persen, ini luar biasa. Ruang untuk tumbuh cukup besar . Oleh karena itu, kemarin kita dorong merger beberapa bank termasuk bank syariah milik pemerintah, ini lompatan luar biasa," tutur Wimboh.

Adapun per Desember 2020, total aset keuangan syariah Indonesia, tidak termasuk saham syariah, mencapai Rp 1,802 triliun.