Sukses

OJK: Bank Syariah Indonesia Harus Bisa Diakses 24 Jam dan Punya Mobile Banking

Bank Syariah Indonesia harus bisa sejajar dan bersaing dengan bank konvensional.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso meminta Bank Syariah Indonesia untuk bisa sejajar dan bersaing dengan bank konvensional. Baik dari sisi variasi produk, kemudahan akses hingga teknologi yang digunakan.

"Yang ada di (bank) konvensional harus ada di (bank) syariah, harganya juga harus lebih murah dan lebih bagus, bank syariah juga harus dapat diakses siapa saja," kata Wimboh dalam Webinar Peluang dan Tantangan Bisnis Perbankan Syariah Pasca Merger Bank Syariah BUMN, Jakarta, Rabu, (10/2).

Wimboh tidak ingin masyarakat memilih menggunakan produk bank konvensional karena tidak ada di bank syariah. Begitu juga dengan harga, Wimboh tak ingin masyarakat memilih bank konvensional karena produk bank syariah lebih mahal.

Pun dengan akses bank syariah juga harus mudah dari jangkauan masyarakat. "Termasuk juga harus bisa diakses kapan saja dan di mana saja selama 24 jam. Tidak boleh bank syariah tidak ada mobile bankingnya," kata dia.

Wimboh mengatakan Lembaga Keuangan Syariah harus memiliki infrastruktur yang kuat dan lengkap. Hal ini sangat vital dalam mendukung peningkatan competitiveness dengan skala ekonomi yang lebih besar.

Adapun infrastruktur yang dibutuhkan antara lain kehandalan teknologi informasi, sumber daya manusia yang berkualitas, produk dan layanan yang bervariasi dan berkualitas, hingga harga yang murah.

"Rencana besar itu telah dimulai dengan lahirnya BSI," kata dia.

Namun demikian, kelahiran BSI juga harus dilengkapi dengan penyusunan rencana bisnis yang detail untuk jangka menengah panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025. Rencana Bisnis Jangka Menengah Panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025 BSI ini harus dilengkapi dengan target-target yang jelas.

"Oleh karena itu, OJK dan masyarakat menunggu program kerja dan target tersebut," kata dia.

Reporter Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bank Syariah Indonesia Didorong Fokus Biayai UMKM dan Usaha Kecil

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki gabungan modal, aset dan sumber daya yang kuat.

Dengan kemampuan permodalan dan sumber daya yang kuat, BSI dapat menangkap momentum untuk mengakselerasi perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia bahkan untuk eksis di kancah global dan regional.

"Rencana besar akan cepat terealisir bila BSI fokus kepada pembiayaan sektor UMKM dan Mikro yang terintegrasi dengan ekosistem pengembangan ekonomi syariah di Indonesia," ujar Wimboh dalam webinar Perbankan Syariah, Rabu (10/2/2021).

Modal dan sumber daya yang kuat yang dimiliki BSI bakal mendukung peningkatan competitiveness dengan skala ekonomi yang lebih besar, cakupan produk yang lebih bervariasi serta market share yang tinggi.

Infrastruktur tersebut diantaranya kehandalan teknologi informasi, sumber daya manusia yang berkualitas, produk dan layanan yang bervariasi dan berkualitas, serta harga yang murah.

Namun demikian, kelahiran BSI juga harus dilengkapi dengan penyusunan Rencana Bisnis yang detail untuk jangka menengah panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025.

Lanjutnya, Rencana Bisnis Jangka Menengah Panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025 Bank Syariah Indonesia juga harus dilengkapi dengan target-target yang jelas karena OJK dan masyarakat menunggu program kerja dan target tersebut.

"Dapat kami sampaikan, lahirnya BSI merupakan salah satu perwujudan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 dalam hal pengembangan lembaga keuangan dan ekosistem syariah di Indonesia," kata Wimboh.

Wimboh berkomitmen, OJK akan terus konsisten mendorong penguatan kelembagaan jasa keuangan Syariah dengan mengedepankan keunggulan dan diferensiasi produk serta penguatan permodalan, SDM, dan TI yang mutakhir dalam satu ekosistem pengembangan keuangan dan ekonomi syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.