Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengajak seluruh alumni SMA Negeri 5 Bandung ikut mendampingi pelaku usaha UMKM di Tanah Air. Sebab, sektor ini menjadi salah satu yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
"Kita Ikut mendampingi UMKM menghadapi siatusi pandemi, penting dampingi UMKM adaptasi inovasi produk," kata Teten dalam acara ngorbol bareng alumni lima, Sabtu (13/2/2021).
Dia mengatakan, saat ini pola konsumsi masyarakat sudah bergeser. Orang lebih senang belanja online ketimbang tatap muka atau secara langsung. Menurutnya peluang ini lah yang harus didorong kepada pelaku UMKM untuk menuju digital.
Advertisement
"Ini perlu kita dorong dditalisasi UMKM kita, emang yang tumbuh adalah bisnis online. Saya kira ke depan bisnis digitalisasi akan tetap relevan," kata dia.
Dia memperkirakan, hingga tahun 2025 potensi ekonomi di gital mencapai triliunan. Oleh sebab itu, kata dia, jangan sampai ekonomi digital justru dikuasi oleh produk-produk asing.
"Bandung harus melahirkan ekonomi kreatif. Karakter produk jadi satu peluru yang dinanti. Upaya yang dilakukan alumni dampingi UMKM di tengah pandemi melakukan adapatsi dengan market baru dorong digitalisais satu hal penting," jelas Teten Masduki.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kebijakan PSBB Berubah-ubah, UMKM Kian Merana
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) Ikhsan Ingratubun, menilai kebijakan pemerintah yang menjadi penyebab pelaku UMKM banyak yang gulung tikar di masa pandemi covid-19 ini.
“Dilihat dari sisi kebijakan Pemerintah yang mengganggu UMKM tidak bisa bertahan atau gulung tikar adalah kebijakan lockdown atau PSBB, PPKM. Apapun namanya ini yang mengganggu sejak awal,” kata Ikhsan dalam webinar AGEN46, Ujung Tombak Inklusi Keuangan, Bertahan di Masa Pandemi, Kamis (11/2/2021).
Ikhsan menilai kebijakan yang berubah-ubah itulah yang membuat interaksi antara penjual dan pembeli jauh menurun, karena tidak bisa melakukan interaksi tatap muka secara maksimal. Hal itulah yang membuat UMKM terseok-seok.
Lebih lanjut, Kata Ikhsan, penerapan PSBB pada awal dan pertengahan pandemi covid-19 ini membuat UMKM sangat terdampak parah, khususnya usaha mikro. Barulah pada November dan Desember 2020 UMKM mulai bangkit, namun UMKM dibayangi lagi oleh kebijakan PSBB Jawa-Bali.
“Apakah kebijakan itu bermanfaat bagi UMKM? ternyata tidak. Akhirnya kita bersyukur bahwa pemerintah telah mengevaluasi, akhirnya tidak memberlakukan PSBB secara besar tapi PPKM secara mikro, kami menyambut baik,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, AKUMINDO sangat bersyukur dengan adanya stimulus-stimulus yang diberikan Pemerintah untuk UMKM. Dengan adanya bantuan tersebut membuat UMKM bisa bertahan dan melanjutkan usahanya.
“Sekali lagi kami bersyukur dari sisi asosiasi memperjuangkan terus untuk terciptanya PPKM Mikro. Bahwa stimulus-stimulus yang diberikan Pemerintah sangat membantu UMKM, terutama untuk usaha mikro,” ujarnya.
Demikian Ikhsan berharap tahun 2021 ini Pemerintah cepat menyalurkan bantuan penanganan dampak pandemi covid-19 untuk UMKM.
“Kami berharap di tahun 2021, karena belum ada jaminan penanganan covid-19 secara bagus maka kami meminta kepada Pemerintah melalui KemenkopUKM dan yang berkaitan dengan UMKM agar stimulus-stimulus ini didapatkan UMKM,” pungkasnya.
Advertisement