Sukses

BTN Restrukturisasi Kredit Rp 57 Triliun selama 2020

Selama Pandemi Covid-19, Bank Tabungan Negara (BTN) memberikan keringanan kredit kepada 330 ribu debitur.

Liputan6.com, Jakarta - Selama Pandemi Covid-19, Bank Tabungan Negara (BTN) memberikan keringanan kredit kepada 330 ribu debitur. Total kredit yang direstrukturisasi sampai Desember 2020 yakni Rp 57 triliun.

"Sampai Desember kita beri restrukturisasi kepada 330 ribu debitur dengan total nominal Rp 57 triliun," kata Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analytics BTN, Setiyo Wibowo dalam konferensi pers Paparan Kinerja per 31 Desember 2020, Jakarta, Senin (15/2/2021).

Bowo sapaannya merincikan restrukturisasi di segmen konsumer KPR senilai Rp 40 triliun. Lalu di segmen komersial, sebesar Rp 9,7 triliun.

Pada segmen korporasi, total restrukturisasi sebesar Rp 3,3 triliun. Sedangkan kredit syariah sebesar Rp 3,7 triliun.

"Kalau dibagi, Rp 40 triliun dikonsumsi KPR, Rp 9,7 triliun di komersial dan sisasanya di korporasi Rp 3,3 triliun dan Rp 3,7 triliun di syariah," tutur Bowo.

Bowo menambahkan, restrukturisasi di BTN masih terkelola dengan baik. Sebab para nasabah KPR-BTN mayoritas merupakan pegawai, khususnya pegawai tetap. Sehingga resiko kredit macet karena pandemi tetap terkendali.

"Ini debitur konsumer kita pegawai dan umumnya pegawai tetap. Jadi resikonya lebih terkelola dengan baik," kata dia mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Efisien, BTN Bakal Tutup 30 Kantor Cabang di Semester I 2021

Pada 2020, Bank Tabungan Negara (BTN) telah menutup 125 kantor cabang yang dinilai tidak efisien. Penutupan cabang tersebut juga akan terus berlanjut di tahun 2021. Setidaknya, akan ada 30 kantor cabang yang bakal di tutup di semester pertama tahun ini.

"Tahun lalu kita tutup 125 kantor cabang. Tahun ini kita tambah lagi tapi enggak sebanyak itu, semester 1 ini sekitar 30," kata Direktur Distribution & Ritel Funding, BTN, Jasmin dalam konferensi pers Paparan Kinerja per 31 Desember 2020, Jakarta, Senin (15/2).

Jasmin menuturkan, saat ini Bank BTN tengah melakukan pemetaan (mapping) kantor cabang demi memaksimalkan kinerja perseoran. Beberapa kantor yang ditutup merupakan kantor cabang yang dinilai kurang efektif dan efisien.

"Kalau duplikasi DPK enggak efisien kita tutup. Ini jadi nanti semakin baik," kata Jasmin.

Meski begitu, penutupan kantor cabang yang dilakukan tidak diikuti dengan pemberhentian hubungan kerja (PHK) bagi pegawai di cabang tersebut. Sebaliknya, para pegawai dipindahkan ke unit atau kantor cabang lain.

Dalam rangka pemetaan ulang kantor cabang, BTN tahun ini akan membuka 15 kantor cabang di wilayah khusus. Seperti kawasan industri, perkantoran dan instansi lainnya.

"Kita akan membuka 15 kantor cabang di instansi perkantoran, kawasan industri yang merupakan pasar bagi BTN," kata dia.

Selain itu, tugas dan fungsi kantor cabang BTN akan mengalami perubahan. Para kantor cabang ini akan didorong untuk menjual produk BTN, CASA, hingga pembiayaan untuk konsumer atau SME.

Jasmin tak mau, kantor cabang BTN hanya untuk memberikan pelayanan dan melakukan transaksi konvensional. "Jadi cabang ini lebih banyak jualan, casa, lending consumer dan SME. Kita ubah konsepnya jadi sale dan service," kata dia.