Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan lebih selektif dalam membiayai sektor-setor infrastruktur di Tanah Air melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Seluruh sektor tersebut, harus memiliki efek yang besar.
Ketua Dewan Direktur LPI, Ridha Wirakusumah mengatakan, sesuai dengan mandat sektor infrastruktur memang menjadi salah satu yang akan dikerjasamakan dengan investor untuk dibiayai. Salah satu menjadi fokus saat ini adalah jalan tol.
"Infrastruktur itu kan banyak sekali, harus dipilah-pilah lagi. Lalu kita sekarang akan mengosentrasikan yang toll road," jelasnya, dalam konfersin pers di Istana Negara, Selasa (16/2).
Advertisement
Dia menjelaskan, salah satu alasan memilih toll road, karena sektor ini memiliki multiple effect yang cukup besar. Kemudian, nilai dari investasi pembangunan jalan tol cukup tinggi sekali.
"Tapi toll road itu pun, ini sekarang saya ngomong detail sebagai CEO ya, kita harus melihat dan kerja sama dengan pemilik tol apakah Waskita, Hutama, Wika, Jasa Marga," jelas dia.
Dia menyemapikan, keinginannya untuk bekerja sama dengan BUMN tersebut jika ada investor masuk menyertakan modalnya. "Jadi kami secara sinergi harus bersama-sama sebagai pemiliki, membetulkan tol ini bisa dioptimasikan bagaimana. Sehingga kemajuannya betul-betul terlihat nyata secara bersama-sama," jelasnya.
Dia menekankan, LPI ini bukan hanya cari uangnya saja. Sebab LPI ingin sama-sama dengan investor untuk bisa memperbaiki kinerja agar toll road jauh lebih baik lagi, meskipun saat ini memang sudah dalam kondisi baik.
Di sisi lain adanya uang dari luar, investasi akan pengembangan tol jadi lebih cepat, lebih bagus, dan optimal. Dan nilai tambahnya lebih cepat untuk masyarakat Indonesia.
"Yang saya sampaikan memang pertama dilihat pertama adalah sektor infrastruktur. Itu banyak sekali, walau saya tidak bisa ungkapkan dulu yang mana. Yang tol yang akan kita jalankan dulu, nanti sisanya, apakah airport kah, pelabuhan, atau infras yang lain, sudah ada daftarnya tetapi kami belum siap mengungkapkan karena kami akan telaah betul-betul dengan teliti," paparnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
LPI Janji Ciptakan Iklim Investasi dan Aman dan Nyaman bagi Investor
Ketua Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI), Ridha Wirakusumah mengakui bahwa tidak mudah menjadi CEO SWF. Karena harus mengelola investasi yang jumlahnya cukup besar.
"Sebagai CEOÂ SWFÂ yang akan dikenal sebagai INA, memang merupakan tugas yang mulai tapi juga tidak ringan untuk kami semua di Dewan Direksi," kata dia dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2).
Dia menyadari memang visi dan misi dari SWF itu luar biasa luasnya. Namun, dirinya tetap berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang nyaman dan aman di Tanah Air agar investor bisa berbondong-bondong masuk.
"Yang pertama yang ingin saya tekankan, kami ingin ciptakan sebuah iklim investasi yang nyaman dan aman sehingga mereka bisa berpartisipasi untuk bersama-sama ikut serta dalam pembangunan Indonesia," kata dia.
Ridha menekankan, yang LPI cari saat ini adalah dana modal, bukan dana pinjaman. Di mana dana tersebut bisa dari sumber pemerintahan yang baik dan bersih.
"Lalu tentunya kedua, misinya adalah kalau bisa sebagai namanya SWF, semua dana yang dipercayakan kepada kami kalau bisa nanti bertumbuh terus sehingga merupakan dana abadi untuk terus menjadi dana yang makin lama bisa memakmurkan anak cucu kita semua," terangnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Resmi Dilantik Jokowi, Ini Terobosan Direktur Utama LPI Ridha Wirakusumah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memperkenalkan sekaligus mengumumkan lima nama Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi Indonesia (LPI). Kelimanya adalah Ridha Wirakusumah, Arif Budiman, Stefanus Ade Hadidjaja, Marita Alisjahbana, dan Eddy Porwanto.
Ketua Dewan Direktur LPI, Ridha Wirakusumah menyampaikan, sebagai dewan direksi langkah pertama yang dilakukan adalah menciptkan rumah baru dengan profesional tinggi dan governance yang kuat. Dalam pelaksanaanya, tetap melibatkan Dewan Pengawas (Dewas) dan kebijakan yang mendukung lainnya.
"Tentunya akan kami undang profesional seperti accounting firm untuk selalu menjaga governance yang tinggi," kata dia dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2).
Selain menciptakan rumah dan governance yang kuat, dirinya juga akan menyambung semua kinerja-kinerja yang selama ini sudah dilaksanakan. Bahkan dirinya akan konsultasi dengan atasannya Sri Mulyani Indrawati dan Erick Thohir, dan Kementerian lain untuk bisa melihat aset-aset mana yang bisa sharing dengan para investor untuk segera mereka bisa memasukkan dananya.
"Dan segera bersama-sama membangun infrastruktur dan proyek yang sudah ada sekarang ini," jelasnya.
Dia menyadari, memang cukup banyak daftar dari infrastruktur project yang sudah di earmarked dari Kementerian BUMN. Bahkan kira-kira ada sekitar USD 9,5 miliar di pipeline yang ada di dalam penglihatannya.
"Tapi tentunya kita akan melihat secara seksama untuk make sure bahwa proyek-proyek itu betul bisa membawa good returns for us and also for our co-investors," ujarnya.
Terkahir, sebagai langkah awal dirinya ingin membangun profesionalisme supaya investasi yang dibangun bersama-sama oleh INA dan co-investor membawa hasil yang baik dengan nilai tambah yang tinggi. Tentu saja dengan kompetensi yang semakin lama semakin perbaiki kinerja profesionalisme di Indonesia.Â