Liputan6.com, Jakarta Pemerintah optimis kehadiran Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) di Tanah Air bakal mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini. Ekonomi domestik sendiri pada 2021 ditargetkan bisa tumbuh mencapai sekitar 5 persenan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, LPI menjadi salah satu instrumen dan kebijakan pemerintah yang digunakan untuk memulihkan perekonomian nasional akibat dampak dari pandemi Covid-19. Sebab, itu dia berharap kehadiran LPI target pertumbuhan ekonomi nasional bisa terealisasi.
Baca Juga
"Dan kita berharap tahun ini, 2021 pertumbuhan ekonomi bisa kembali pada kisaran 4,3-5,5 persen," kata dia dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2).
Advertisement
Dia mengatakan, jika dilihat dari sisi komposisi, maka kerja keras di sisi Covid merupakan prasyarat, untuk pulih. Makanya pemerintah saat ini tetap harus menjaga agar Covid-19 bisa dikendalikan.
Dari sisi strategi, APBN akan menggunakan seluruh instrumen belanja dan penerimaan atau below the line untuk penyertaan modal negara.
Di mana, LPI sendiri dibentuk dengan PMN APBN secara tunai Rp 15 triliun pada tahun ini dan Rp 15 triliun tahun lalu. Sementara sisanya akan ditutupi dari inbreng saham-saham BUMN.
Secara kuantifikasinya, LPI Rp 75 triliun dibandingkan APBN yang hampir Rp 2.750 triliun atau dengan program PEN lebih dari Rp 660 triliun memang sangat jauh.
Namun dikatakan bisa dilihat dari sisi proporsionalitasnya. Artinya SWF ini komplementer yang melengkapi berbagai instrumen atau kebijakan yang sudah ada. "Bagaimana INA bekerja, makanya kita hire BOD-nya," tegas Sri Mulyani.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Ini
Selektif Biayai Infrastruktur, LPI Bakal Fokus ke Proyek Jalan Tol
Pemerintah akan lebih selektif dalam membiayai sektor-setor infrastruktur di Tanah Air melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Seluruh sektor tersebut, harus memiliki efek yang besar.
Ketua Dewan Direktur LPI, Ridha Wirakusumah mengatakan, sesuai dengan mandat sektor infrastruktur memang menjadi salah satu yang akan dikerjasamakan dengan investor untuk dibiayai. Salah satu menjadi fokus saat ini adalah jalan tol.
"Infrastruktur itu kan banyak sekali, harus dipilah-pilah lagi. Lalu kita sekarang akan mengosentrasikan yang toll road," jelasnya, dalam konfersin pers di Istana Negara, Selasa (16/2).
Dia menjelaskan, salah satu alasan memilih toll road, karena sektor ini memiliki multiple effect yang cukup besar. Kemudian, nilai dari investasi pembangunan jalan tol cukup tinggi sekali.
"Tapi toll road itu pun, ini sekarang saya ngomong detail sebagai CEO ya, kita harus melihat dan kerja sama dengan pemilik tol apakah Waskita, Hutama, Wika, Jasa Marga," jelas dia.
Dia menyemapikan, keinginannya untuk bekerja sama dengan BUMN tersebut jika ada investor masuk menyertakan modalnya. "Jadi kami secara sinergi harus bersama-sama sebagai pemiliki, membetulkan tol ini bisa dioptimasikan bagaimana. Sehingga kemajuannya betul-betul terlihat nyata secara bersama-sama," jelasnya.
Dia menekankan, LPI ini bukan hanya cari uangnya saja. Sebab LPI ingin sama-sama dengan investor untuk bisa memperbaiki kinerja agar toll road jauh lebih baik lagi, meskipun saat ini memang sudah dalam kondisi baik.
Di sisi lain adanya uang dari luar, investasi akan pengembangan tol jadi lebih cepat, lebih bagus, dan optimal. Dan nilai tambahnya lebih cepat untuk masyarakat Indonesia.
"Yang saya sampaikan memang pertama dilihat pertama adalah sektor infrastruktur. Itu banyak sekali, walau saya tidak bisa ungkapkan dulu yang mana. Yang tol yang akan kita jalankan dulu, nanti sisanya, apakah airport kah, pelabuhan, atau infras yang lain, sudah ada daftarnya tetapi kami belum siap mengungkapkan karena kami akan telaah betul-betul dengan teliti," paparnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement