Sukses

BI: Harga Properti Residensial Tumbuh Terbatas di Kuartal VI 2021

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan harga properti residensial tumbuh terbatas pada kuartal IV 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan harga properti residensial tumbuh terbatas pada kuartal IV 2020.

Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV 2020 sebesar 1,43 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 1,51 persen (yoy). IHPR diprakirakan masih tumbuh terbatas pada kuartal I 2021 sebesar 1,17 persen (yoy).

"Pertumbuhan volume penjualan properti residensial pada kuartal IV-2020 tercatat membaik, meskipun masih terkontraksi," jelas Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, pada Selasa (16/2/2021).

Hal tersebut tercermin pada kontraksi penjualan properti residensial sebesar -20,59 persen (yoy) pada kuartal IV 2020, lebih baik dari kontraksi 30,93 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya. Penurunan penjualan properti residensial terjadi pada seluruh tipe rumah.

Menurut sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan pengembang masih mengandalkan pembiayaan dari nonperbankan untuk pembangunan properti residensial.

Hal tersebut tercermin pada porsi dana internal pengembang untuk pembiayaan pembangunan properti yang mencapai 65,46 persen dari total kebutuhan modal pada kuartal IV 2020.

"Dari sisi konsumen, pembiayaan kredit masih mengandalkan sumber dari perbankan," kata Erwin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Deputi Gubernur Senior BI Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,8 Persen di 2021

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menilai perekonomian Indonesia di tahun ini sudah tumbuh lebih baik dibanding 2020. Bank Indonesia pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 di kisaran 4,8 persen-5,8 persen.

"Melihat praktik ekonomi saat ini kami memperkirakan 2021 ini ekonomi kita akan membaik dengan pertumbuhan 4,8 persen sampai 5,8 persen," kata Destry dalam Forum Diskusi Salemba bertajuk "Outlook Perekonomian Indonesia 2021", Jakarta, Sabtu (30/1/2021).

Terkait inflasi, Destry menyebut selama tahun 2020 tetap terjaga rendah di angka 1,68 persen. Meski begitu, Bank Indonesia optimistis inflasi akan tetap terjaga dengan arah atas di kisaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Inflasi kita ini rendah sekali sekitar 1,68 persen di 2020, kita optimistis akan tetap terjaga di 3 plus minus 1 persen dengan arah ke atas," kata dia.

Pertumbuhan ekspor juga memberikan dampak positif kepada perekonomian nasional. Kinerja ekspor ini memberikan keseimbangan pada tahun 2020 lalu. Selain, itu terkait terkait current defisit diperkirakan terjadi peningkatan terbatas di tahun 2021 menjadi -1 persen sampai -2 persen.

"Current account kita ada di sekitar -0,5 persen, dan diperkirakan ada peningkatan terbatas dengan current account defisit minus 1 sampai minus 2 persen," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com