Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak ini karena cuaca dingin hingga memicu penutupan aktivitas kilang di Texas, AS.
Untuk diketahui, Texas merupakan negara bagian penghasil minyak mentah terbesar di AS.
Baca Juga
Selain itu, kenaikan harga minyak juga dipicu karena kelompok Houthi menyatakan mereka menyerang Bandara Arab Saudi dengan pesawat tanpa awak. Kelompok Houthi ini adalah pemberontak di Yaman.
Advertisement
Optimisme pemulihan ekonomi global di tengah percepatan peluncuran vaksin COvid-19 juga mendorong kenaikan harga minyak.
Mengutip CNBC, Rabu (17/2/2021), harga minyak mentah Brent turun 22 sen menjadi USD 63,08 per barel, setelah naik ke level tertinggi sejak Januari 2020 di sesi sebelumnya.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 54 sen atau 0,9 persen menjadi USD 60,01 per barel.
"Gangguan pasokan AS yang tidak terduga memberikan bantuan untu pemulihan harga minyak secara jangka pendek. Kenaikan harga minyak ini akan membawa ke tingkat di mana pasar pada akhirnya menuju tetapi hanya sedikit lebih cepat dari yang diharapkan," kata analis Ax, Stephen Innes.
Cuaca dingin di AS menghentikan aktivitas sumur minyak dan kilang Texas pada hari Senin dan memaksa pembatasan pada operator pipa gas alam dan minyak mentah.
Pembekuan di kilang minyak ini jarang terjadi. Dampaknya mendorong pemasok tenaga listrik negara bagian untuk memberlakukan pemadaman bergilir, menyebabkan hampir 3 juta rumah dan bisnis tanpa listrik.
Texas menghasilkan sekitar 4,6 juta barel minyak per hari dan merupakan rumah bagi 31 kilang, terbanyak dari negara bagian AS mana pun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kelompok Houthi
Di Timur Tengah, kelompok Houthi di Yaman yang berpihak pada Iran mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menyerang bandara Abha dan Jeddah Arab Saudi dengan pesawat tanpa awak.
Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi di Yaman mengatakan pada Senin pagi bahwa mereka telah mencegat dan menghancurkan drone sarat bahan peledak yang ditembakkan oleh Houthi ke arah kerajaan.
Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin telah memasukkan vaksin produksi AstraZeneca dan vaksin COVID-19 dari Universitas Oxford untuk bisa digunakan secara darurat.
Langkah ini memperluas akses vaksin covid-19 yang relatif murah di negara berkembang.
Advertisement