Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melakukan survei yang menunjukkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu bangkit dan optimis terhadap tantangan pemulihan ekonomi. Hasil survei itu melalui BRI Micro SME Index (BSMI).
Direktur Utama BRI, Sunarso memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami perbaikan. Hal itu dilihat pada kuartal IV 2020 mencatat realisasi 98% dari level pra pandemi. Hal ini menunjukkan perbaikan bertahap dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya, dimana pada kuartal II-2020, tingkat output baru mencapai 93% level pra pandemi dan kuartal III sebesar 96%.
Namun demikian, pada Indeks Aktivitas Bisnis (IAB) UMKM kuarta IV mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang turun secara QoQ.
Penurunan IAB disebabkan tiga faktor. Mulai dari pengetatan PSBB pada akhir kuartal III, pembatalan libur panjang pada akhir tahun, dan faktor musiman sektor pertanian dan sektor pertambangan.
"Walaupun BMSI turun optimisme UMKM terjaga, tercermin dari indeks ekspektasi BMSI yang tercatat 105,4. Di atas 100 aktivitas usahanya akan semakin membaik pada kuartal I-2021,” ujar Sunarso saat konferensi pers secara virtual, Kamis (18/2/2021).
Sunarso melanjutkan bahwa pada komponen BMSI tercatat penurunan pada volume produksi dan nilai penjualan. Hal itu menjadikan volume persediaan barang input, barang jadi, serta penggunaan tenaga kerja juga lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Selain tiu, survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM Bank Rakyat Indonesia memiliki sampel sebanyak 5.000 responden perusahaan UMKM yang tersebar di semua sektor ekonomi dan di 33 provinsi.
"UMKM masih menunjukkan optimisme meski menghadapi kondisi yang kurang mendukung di beberapa bulan akhir tahun 2020," Sunarso.
Dalam paparannya, Sunarso mengatakan bahwa kepercayaan pelaku UMKM akan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) meningkat.
Hal itu bisa dilihat dari mayoritas (55,6%) pelaku UMKM mengetahui adanya program PEN, hal ini meningkat dibandingkan periode survei sebelumnya.
Selain itu, Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM Kepada Pemerintah (IKP) menunjukan naik karena mayoritas pelaku UMKM memberikan penilaian yang baik terhadap kemampuan pemerintah menjalankan tugasnya.
Pelaku UMKM memberikan penilaian tertinggi terhadap kemampuan pemerintah untuk menciptakan rasa aman dan tentram.
Bicara pinjaman, lanjut Sunarso bahwa mayoritas pinjaman baru digunakan oleh debitur untuk keperuan usaha, seperti membeli bahan baku baik bibit, pupuk, dan obat-obatan dagangan sebesar 56,7%, terutama kategori usaha kecil dan mikro. Selain itu, membeli peralatan produksi sebesar 25,6% terutama kategori usaha ritel atau menengah.
“BRI fokus untuk kedepannya. Pasalnya, terdapat 10,2 juta nasabah Mikro BRI, yang 93% merupakan nasabah Ultra Mikro dengan jumlah nasabah mencapai 9,5 juta dan OS sebesar Rp 205 Triliun,” tutur Sunarso.
(*)