Sukses

Dahlan Iskan Beberkan Kehebatan Vaksin Nusantara Dibanding Sinovac dan Pfizer, Apa Saja?

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan bakal terlibat dalam uji coba vaksin Nusantara tahap II.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan bakal terlibat dalam uji coba vaksin Nusantara tahap II. Vaksin Covid-19 yang digagas eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini diklaim lebih unggul dari vaksin lain seperti Sinovac hingga Pfizer.

Hal itu diketahui dari hasil uji coba I vaksin Nusantara yang menunjukkan keamanan dan kualitasnya. Dahlan membeberkan kelebihan dari vaksin dalam negeri ini.

"Pertama, Vaksin Nusantara ini akan bisa di tubuh kita seumur hidup. Tidak seperti vaksin yang sudah ada, hanya bertahan 1 tahun. Ada yang bilang hanya 9 bulan. Bahkan lebih pendek lagi. Artinya, kalau pandemi tidak selesai 6 atau 9 bulan lagi kita harus vaksinasi lagi," jelas Dahlan, mengutip tulisan pribadinya DI's Way: Vaksin Nusantara, Jumat (19/2/2021).

Kedua, lanjutnya, penyuntikannya hanya sekali dan tidak sakit. Lokasi penyuntikan vaksin ini tetap berada di lengan tapi tidak perlu dalam, cukup mencapai bagian lemak.

Karena itu arah jarum suntiknya tidak harus tegak lurus, tidak seperti suntik vaksin yang ada selama ini yang jarumnya harus mencapai otot lengan, harus dalam dan posisi jarum pun harus tegak-lurus.

"Rasa sakit dari suntik vaksinasi yang ada sekarang ini timbul akibat teknik penyuntikan yang harus seperti itu," katanya.

Kelebihan lainnya ialah tidak perlu disimpan di suhu dingin, cukup di ruangan biasa. Kata Dahlan, puskesmas tidak harus membeli kulkas baru untuk penyimpanan vaksin. Pun kalau listrik mati, tidak membuat Vaksin Nusantara menjadi rusak. "Berarti cocok sekali dengan kondisi Indonesia," ujarnya.

Dengan kelebihan ini, Dahlan bilang, vaksin Nusantara gagasan Terawan bakal "menyalip di banyak tikungan sekaligus".

"Johnson & Johnson menyalip Pfizer dan AstraZeneca, dengan penemuannya, cukup satu kali suntik. Pfizer sendiri menyalip Tiongkok-Sinovac dalam hal efikasi yang lebih tinggi, 95 persen. Kini Vaksin Nusantara-nya dokter Terawan akan menyalip di banyak tikungan sekaligus," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Yakin Aman, Dahlan Iskan Daftar Jadi Peserta Uji Klinis II Vaksin Nusantara

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengajukan diri menjadi peserta uji klinis II vaksin Nusantara.

Vaksin Covid-19 yang digagas oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini telah mengalami uji coba pertama dan hasilnya, kata Dahlan, aman.

"Uji coba tahap I sudah pula selesai. Hasilnya sudah dilaporkan ke BPOM. Juga sudah dilaporkan ke badan kesehatan dunia WHO. Dari uji coba tahap I itu terlihat tidak satu pun relawan yang terkena efek samping. Berarti vaksin ini aman," kata Dahlan, mengutip tulisan pribadinya DI's Way: Vaksin Nusantara, Jumat (19/2/2021).

Dahlan melanjutkan, diharapkan Badan POM mengizinkan uji coba vaksin Nusantara tahap II minggu ini, dengan jumlah dan variasi relawan lebih banyak serta variasi dosis yang lebih luas.

Tidak hanya Dahlan dan istri, rencananya, Terawan akan turut menjadi relawan uji coba tahap II vaksin Nusantara nanti.

"Untuk uji coba tahap II nanti dokter Terawan sendiri akan menjadi relawan. Demikian juga beberapa pengusaha terkemuka. Termasuk Tomy Winata. Saya dan istri juga minta dimasukkan daftar itu," tandasnya. Jika sukses, BPOM akan mengizinkan uji coba lagi. Dengan demikian, izin pemakaian darurat vaksin Nusantara bisa didapat awal Mei 2021.

Dahlan sendiri mengakui kelebihan vaksin Nusantara dibandingkan vaksin impor yang saat ini digunakan Indonesia untuk vaksinasi massal. Tidak hanya lebih kuat karena membentuk antibodi tubuh selamanya, penyuntikannya juga hanya dilakukan sekali dan vaksinnya tidak perlu disimpan di suhu dingin, cukup suhu ruangan saja.

"Puskesmas yang kulkasnya sudah penuh pun tidak harus beli kulkas baru. Pun kalau listrik mati. Tidak membuat Vaksin Nusantara sampai rusak. Berarti cocok sekali dengan kondisi Indonesia," katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19