Sukses

Hasil Survei: 58 Persen Wisatawan Sebut Kota Labuan Bajo Kotor

Survei mencatat 58 persen wisatawan mengatakan kota Labuan Bajo kotor.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Agustinus Rinus mengatakan, persoalan sampah menjadi masalah seksi di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo. Bahkan, survei mencatat 58 persen wisatawan mengatakan kota Labuan Bajo kotor.

"Masalah sampah ini menjadi masalah yang seksi di Manggarai Barat ya. Dari hasil survei kita tahun 2019, 58 persen wisatawan mengatakan kota Labuan Bajo itu kotor," tegasnya dalam konferensi pers virtual tentang Progres Pengembangan DPSP Labuan Bajo, Jumat (19/2).

Dia menambahkan, 38 persen wisatawan lainnya menyatakan pantai dan laut Labuan Bajo kotor. "Ini menjadi tantangan," imbuhnya.

Dia mengungkapkan, persoalan sampah di kawasan wisata Labuan Bajo bukan akibat tidak adanya tempat pembuangan akhir (TPA). Melainkan lokasi TPA yang tidak strategis, sehingga aksesibilitas menjadi sulit.

"Saya waktu bekerja di dinas lingkungan hidup dan kebersihan kita berterima kasih kepada KLHK karena sudah membangun TPA sanitari. Tapi persoalannya aksesibilitas menuju ke sana akan agak sedikit mengalami kesulitan," terangnya.

Oleh karena itu, dia mengusulkan adanya infrastruktur penunjang untuk mempermudah aktivitas pengangkutan sampah dari pusat kota Labuan Bajo menuju TPA. Diantaranya berupa jembatan yang bisa menghubungkan langsung ke TPA.

"Karena kalau hujan besar kita tidak bisa di angkut sampah ke sana. Ini tantangan terkait dengan sampah," ucap dia menekankan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Hasilkan Sampah 30 Ton

Sebelumnya, Destinasi wisata Labuan Bajo dalam satu hari bisa menghasilkan sampah sebanyak 30 ton. Salah satunya berasal dari Puncak Waringin yang berada di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebelumnya telah membangun fasilitas pengelolaan sampah terpadu. Hanya saja fasilitas tersebut baru bisa mengelola sampah 10 ton per hari.

Menanggapi itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Termasuk pemerintah daerah agar pengelolaan sampah di Labuan Bajo yang menjadi satu dari 5 Destinasi Super Prioritas agar dapat tertangani dengan baik.

"Masalah sampah ini, saya akan berkoordinasi dengan bupati, kapolres juga untuk sama-sama kita identifikasi masalah dan penanganannya," kata Sandiaga di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/1).

Sandi menuturkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Labuan Bajo. Khususnya untuk dapat mengelola sampah menjadi produk ekonomi kreatif yang memiliki nilai jual.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com