Sukses

Strategi Hotel Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Sektor pariwisata seperti hotel dan restoram bergantung pada kebijakan pemerintah, terutama di tengah pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengungkapkan bahwa bisnis hotel dan restoran tengah berjuang keras di tengah pandemi. Para pelaku usaha harus bisa berinovasi untuk bisa bertahan.

Bisnis hotel, kata Maulana, melihat peluang Work From Home (WFH) untuk membantu meningkatkan permintaan di tengah pandemi. Salah satunya dengan menawarkan berbagai paket seperti untuk staycation, agar masyarakat bisa bekerja sambil berlibur.

Strategi lain dengan menawarkan paket belajar sambil berlibur untuk anak-anak sekolah.

"Ini merupakan bagian dari banyak staregi di bisnis hotel dan restoran. Strategi pemasaran di tengah pandemi, karena pelaku usaha hotel dan restoran butuh inovasi," kata Maulana dalam dialog virtual pada Jumat (19/2/2021).

Upaya lain yaitu mengikuti tawaran pemerintah untuk menjadikan hotel sebagai fasilitas akomodasi bagi pasien orang tanpa gejala (OTG).

"Jadi banyak strategi yang kami inovasikan untuk mendapatkan demand dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," sambungnya.

Maulana menegaskan bahwa sektor pariwisata bergantung pada kebijakan pemerintah, terutama di tengah pandemi Covid-19. Situasi pandemi membuat operasional sektor pariwisata termasuk hotel dan restoran terganggu.

"Kita melihat kebijakan pemerintah, karena bagimana pun sektor pariwisata tidak bisa berdiri sendiri, bergantung pada kebijakan pemerintah. Karena masih pandemi, pergerakan orang dibatasi karena kalau tidak situasi bisa rumit," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

121 Ribu Pekerja Hotel dan Restoran Bakal Disuntik Vaksin Covid-19

Sebelumnya, tenaga kerja di sektor hotel dan restoran juga akan disuntik vaksin Covid-19. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengatakan sebanyak 121.485 tenaga kerja di kedua lini bisnis tersebut nantinya akan mendapatkan vaksin.

"Sebanyak 121.485 tenaga kerja yang akan menerima vaksin Covid-19 nantinya dari 1.549 perusahaan di seluruh Indonesia," kata Maulana dalam dialog virtual pada Jumat (19/2/2021).

 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan waktu dua pekan kepada PHRI untuk mengumpulkan data tenaga kerja penerima vaksin. Data sudah diserahkan kepada Kemenkes pada 15 Februari 2021 sebanyak 103.256.

Kemudian Kemenkes pada 17 Februari melakukan penyesuaian dengan menambah penerima vaksin sebanyak 18.229. Hingga total yang akan menerima vaksin sebanyak 121.485.

"Jadi memang pada 17 Februari, berdasarkan data yang kami berikan ada beberapa wilayah yang pemerintah memutuskan melakukan penyesuaian karena jumlah tenaga kerjanya masih kecil," jelas Maulana.

Ia mengatakan, antusiasme tenaga kerja untuk mengikuti vaksinasi sangat besar. Mereka yang belum bisa ikut berharap dapat mengikuti gelombang kedua. Jumlah yang nanti mengikut vaksinasi tersebut masih jauh di bawah total tenaga kerja di bawah PHRI yang mencapai 972 ribu.

Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu harapan industri pariwisata, yang di dalamnya termasuk perhotelan dan restoran, untuk dapat kembali tumbuh. Pasalnya selama setahun terakhir, hotel dan restoran sulit beroperasi.

"Sektor pelayanan jasa membutuhkan kepercayaan tinggi dari konsumen. Oleh sebab itu, sejak awal pandemi kami menerapkan protokol kesehatan berdasarkan imbauan dari pemerintah dan standar WHO," sambungnya.