Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, melakukan pembukaan Program Magister Terapan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
Adapun Magister ini terdiri dari Program Studi Pemasaran, Inovasi, serta Teknik Keselamatan dan Resiko untuk Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.
Baca Juga
Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Program Magister Terapan, Kementerian Perhubungan melihat ini sebagai upaya konkret melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP).
Advertisement
“Kita melihat ini hal yang penting dari Kementerian Perhubungan. Pembukaan Studi Magister ini merupakan upaya yang konkret dari komitmen Kementerian Perhubungan melalui BPSDM dalam melakukan upaya memberikan kesempatan pembelajaran bagi masyarakat,” jelas Budi pada siaran virtual pembukaan Program Magister Terapan, Senin (22/2/2021).
Menhub menjelaskan, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) merupakan salah satu sekolah yang banyak diminati atau merupakan sekolah favorit. Sekolah pelayaran ini tercatat telah memberikan devisa yang cukup besar bagi Indonesia.
Selanjutnya, dalam dua minggu kedepan Kementerian Perhubungan akan melakukan kampanye terkait Program Magister Terapan.
“Kampanye tentang suatu pendidikan Magister Terapan ini jarang dilakukan, atau jarang ada sehingga yang mengambil S2 umum mungkin memberikan suatu intelektualitas, tetapi ini tidak memberikan suatu porsi yang seutuhnya bagi apa yang kita butuhkan,” ujar Menhub.
Adapun melalui Program Magister Terapan ini, nantinya tidak hanya pembelajaran mengenai teori, praktek juga diterapkan dalam program ini.
Kementerian Perhubungan juga meyakini Program Magister Terapan akan menjadi suatu program S2 yang menarik minat pelajar Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menhub Budi Karya Targetkan GeNose Hadir di 44 Kota dalam 1 Bulan
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau pelayanan alat deteksi covid-19 karya anak bangsa GeNose di Stasiun Kereta Api (KA) Bandung, pada Jumat 19 Februari 2021.
Penerapan GeNose di Stasiun KA Bandung sebagai salah satu syarat bepergian menggunakan kereta api jarak jauh sudah diterapkan sejak 15 Februari 2021.
"Ini adalah tahap kedua GeNose kita lakukan. Tahap pertama yaitu di Jakarta dan Yogyakarta dan sekarang ada penambahan di 5 kota lagi yaitu Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Solo," ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/2/2021).
Tercatat, hingga saat ini, sudah ada 8 stasiun KA yang menyediakan pelayanan penyaringan Covid-19 melalui GeNose. Menhub menjelaskan, ke depannya akan semakin bertambah lagi stasiun KA yang akan menggunakan alat GeNose ini.
Menhub sendiri menargetkan penambahan alat GeNose dalam kurun waktu seminggu hingga satu bulan ke depan.
"Saya harap dalam kurun waktu seminggu ini, pelayanan GeNose sudah ada di 20 kota lainnya. Dan bertambah lagi ke 44 kota lainnya dalam waktu kurang dari satu bulan," kata Menhub.
Dalam kunjungannya, Menhub juga turut mengapresiasi PT Kereta Api Indonesia yang sudah melakukan sejumlah perbaikan pelayanan dengan menyediakan bilik penyekatan bagi para calon penumpang yang melakukan tes GeNose agar tidak berdekatan satu dengan yang lain, seperti yang disarankan oleh para ahli epidemiologi.
Menhub juga mengapresiasi antusiasme masyarakat untuk menggunakan GeNose."Sejak 15 Februari 2021 sampai dengan hari ini atau hari ke-5, penumpang kereta api yang melakukan tes screening GeNose di Stasiun Bandung sudah mencapai 1.514 orang," ujarnya.
Advertisement