Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Perekenomian, Airlangga Hartarto mengklaim, Program Kartu Prakerja pada 2020 sudah tersalurkan sesuai target kepada 5,5 juta penerima dari 11 gelombang pendaftaran. Penerima ini terdistribusi secara merata-proporsional di 514 Kabupaten dan Kota dari 34 Provinsi di Indonesia.
"Dengan 3 provinsi penerima terbanyak tercatat di Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Sementara 3 provinsi dengan penerima paling sedikit yaitu Papua Barat, Papua, dan Maluku Utara," kata Menko Airlangga dalam pembukaan Kartu Prakerja Gelombang ke-12 secara virtual, Selasa (23/2/2021)
Selain capaian atau ouput tersebut, Program Kartu Prakerja juga baik dari sisi outcome, di mana selain untuk memberi keterampilan dan meningkatkan kompetensi, Program Kartu Prakerja juga terbukti sebagai instrumen perlindungan sosial yang melindungi daya beli penerimanya.
Advertisement
Hasil survei BPS tahun 2020, menunjukkan bahwa 88,9 persen penerima Prakerja menyatakan keterampilan kerjanya meningkat dan 81,2 persen menyatakan insentif yang diterima dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Ketua Komite Cipta Kerja itu menambahkan, Program Kartu Prakerja juga berhasil mendorong kebekerjaan dan kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil Survei Evaluasi yang dilakukan oleh PMO kepada jutaan penerima Prakerja bahwa sebanyak 35 persen penerima yang awalnya menganggur, pada saat dilakukan survey evaluasi mengatakan telah bekerja atau berwirausaha.
Program Kartu Prakerja juga terbukti dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (inklusif), di mana Penerima Kartu Prakerja sebanyak 5 persen adalah difabel, 9 persen berpendidikan SD ke bawah, 2 persen mantan Pekerja Migran Indonesia, 2 persen berasal dari kabupaten tertinggal, 45 persen perempuan, dan 25 persen belum terinklusi secara keuangan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunci Sukses
Dia melanjutkan, kunci sukses dari Program Kartu Prakerja ini adalah dilakukannya inovasi di berbagai lini. Pertama yakni End to end digital.
Digitalisasi membuat program dapat dilakukan secara langsung, tanpa perantara, transparan, akuntabel dengan kecepatan dan skala luas. Kedua, Customer First Mindset. Sejak awal program didesain dengan mindset sebagai produk agar diterima, preferensi dan suara konsumen kita dengar dan kanal komunikasi dibuka.
"Penerima Kartu Prakerja adalah pengambil keputusan, yang bebas memilih pelatihan, platform digital, atau mitra pembayaran, tanpa adanya intervensi," jelas dia.
TerakhirCompetitive Collaboration. Program Kartu Prakerja menggandeng banyak mitra swasta, baik itu platform digital, mitra pembayaran, maupun lembaga pelatihan Program ini menghidupkan pasar peningkatan skill. Saat ini dalam ekosistem Kartu Prakerja terdapat 7 platform digital, 5 mitra pembayaran dan 154 lembaga pelatihan dengan 1.701 pelatihan yang bersaing sehat, memberikan produk dan layanan terbaik bagi pengguna.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement