Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya akan membentuk kolaborasi perusahaan pelat merah untuk membangun pabrik raksasa baterai (EV battery) mobil listrik di Indonesia. Tiga BUMN tersebut akan menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk membangun pabrik.
"Ada yang namanya EV battery. Bagaimana policy pemerintah supaya bisa jadi produsen selain jadi market, bisa dijaga salah satunya nikel. Tak mau dikirim ke luar negeri raw material," ujar Erick Thohir, Jakarta, Kamis (25/2).
Baca Juga
Adapun ketiga BUMN tersebut adalah PT PLN (Persero), PT Inalum (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Ketiga BUMN ini akan menggandeng melalui LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology atau CATL.
Advertisement
"Kami diberi kepercayaan, di mana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," jelas Erick Thohir.
Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir mengatakan komoditas juga menjadi kekuatan perekonomian Indonesia ke depan. Di mana harga berbagai komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, karet, dan cacao terus mengalami kenaikan.
"Jangan lagi komoditas ini hanya dilepas seperti biasa. Value added harus dinaikkan, ekspor digalakkan. Balance ekspor dan hilirisasi. Agar saat komoditas tak berpihak ke kita, bisa merasakan value added," tandasnya
Â
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tesla Pilih India Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik, Bos BKPM: Dunia Belum Berakhir
Tesla dikabarkan akan memilih India untuk berinvestasi dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery). Namun, Pemerintah Indonesia masih terus melakukan negosiasi untuk bisa menarik Tesla membangun industri mobil listrik di Tanah Air.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, masih optimistis jika pemerintah mampu menarik Tesla ke dalam negeri. Bahlil lantas menceritakan pengalamannya merayu LG untuk bisa berinvestasi di Indonesia.
"Jadi kalau orang dalam bernegosiasi bisnis, deal-dealan, itu biasa lah pasang surut itu. Dunia belum berakhir, jangan pesimis," seru Bahlil dalam sesi teleconference, Rabu (24/2/2021).
"Barang ini masih jalan terus. Sama dengan saya melakukan negosiasi dengan LG, itu kan pasang surutnya tinggi juga. Satu tahun lebih baru clear," ujar dia.
Bahlil mengatakan, proses negosiasi saat ini dikomandoi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Namun saya ingin menyampaikan begini. Ini kan masih nego, enggak ada yang hengkang. Kalau hengkang itu kan udah tiba langsung pergi, ini masih berproses," imbuh dia.
Dia pun meminta support agar Tesla pada akhirnya bisa berinvestasi dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia. Khususnya setelah Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) berhasil diimplementasikan.
"Jadi doakan saja lah yang terbaik. Dan saya yakinkan bahwa Insya Allah dengan Undang-Undang Cipta Kerja ini akan melahirkan iklim yang lebih baik bagi pengembangan usaha kita dan kemudian membangun persepsi positif," ungkap Bahlil.
Advertisement
Indonesia dan Tesla Bakal Kerja Sama Bangun Power Bank Raksasa Berkapasitas 100 MW
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto menjelaskan, pemerintah tengah menjajaki kerja sama baru dengan Tesla Inc.
Kerja sama ini terkait pembangunan energy storage system (ESS) atau sejenis power bank dengan kapasitas tenaga yang besar sebagaimana tertuang dalam proposal Non-Disclosure Agreement (NDA) yang telah diterima pada Kamis 4 Februari 2021.
"Dengan Tesla ini kita ada lagi kerja sama di bidang ESS, energy storage system. ESS ini mirip kayak power bank. Tapi ini kapasitasnya besar, bisa puluhan mega watt bahkan sampai 100 mega watt mereka bisa," terangnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Namun, Septian menegaskan [emerintah akan selektif dalam menjajaki kerja sama bersama produsen mobil listrik kenamaaan dunia itu. Salah satunya dengan tidak menghendaki apabila Tesla hanya menginginkan sumber bahan baku saja.
"Kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya, kita enggak tertarik.. Jadi, kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya sih kita enggak aktraktif. Detailnya yang lain, kita belum bisa disclose," tegasnya.
Sebab, imbuh dia, pemerintah menginginkan kerja sama yang terwujud bisa memberikan manfaat lebih bagi kepentingan Indonesia. Antara lain dengan adanya transfer teknologi untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja lokal.
"Adanya Tesla kita ingin sebagai anak bangsa bisa belajar dari sini. Karena itu, kita minta transfer teknologi. Ini kesempatan baik kita miliki oppotunitiy dengan perusahaan kelas dunia," tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.comÂ
Infografis Motor Listrik
Advertisement