Liputan6.com, Jakarta - Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean menilai Bank Indonesia tidak lagi menurunkan suku bunga acuan lebih dari 3,5 persen. Meskipun ruang untuk penurunan BI 7 Days Reserve Repo Rate (BI-7DRRR) masih terbuka di tengah kondisi perekonomian nasional saat ini.
"Saya harap 7 Days Reserve ini sampai di 3,5 persen. Ini titik bawahnya, jangan dibawah ini lagi," kata Adrian, Jakarta, Kamis (25/2/2021).
Adrian mengatakan penting bagi bank sentral untuk tetap mempertahankan suku bunganya. Sebab secara eksternal ini terkait besarnya ketidak dari arah pergerakan aset global. Tentunya ini akan berdampak pada stabilitas nilai tukar rupiah.
Advertisement
"Masih sangat besarnya ketidakpastian arah pergerakan aset global di 2021 yang pasti akan berdampak pada stabilitas rupiah," kata dia.
Dari sisi domestik, mempertahankan suku bunga acuan ini untuk menjaga monetary tank. Sehingga dapat mencegah munculnya komplikasi saat dilakukan normalisasi moneter pasca tahun 2022 atau 2023.
"Dari sisi domestik untuk menjaga agar monetary tank tidak terlalu kosong," kata dia mengakhiri.
Sebagai informasi, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Februari 2021 memutuskan menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 3,5 persen. Bila dibandingkan Februari tahun 2020, suku bunga acuan yang ditetapkan BI yakni 4,75 persen. Lalu pada bulan Maret 2020 turun 25 bps menjadi 4,5 persen.
Anisyah Al Faqir
Merdeka.com
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terendah dalam Sejarah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,5 Persen
Bank Indonesia (BI) mengumumkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 3,5 persen, dari sebelumnya 3,75 persen.
Keputusan itu diambil setelah bank sentral menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu hingga Kamis, 17-18 Februari 2021.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI7DRRR sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam sesi teleconference, Kamis (18/2/2021).
Perry mengatakan, Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposito facility 25 bps jadi 2,75 persen, dan suku bunga lending facility 25 bps jadi 4,25 persen.
"Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional," sambung Perry.
Sebelumnya, Bank Indonesia dalam RDG pada 20-21 Januari 2021 lalu telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,75 persen. Itu jadi yang terendah sepanjang sejarah, atau sejak diberlakukan pada 21 April 2016. Dengan penurunan ini maka kembali mencetak angka terendah dalam sejarah.
Adapun di sepanjang 2020, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak lima kali atau sebesar 125 basis points (bps), dari semula 5 persen menjadi 3,75 persen.
Advertisement