Sukses

Ketahui, 7 Inovasi Utama Program Kartu Prakerja Besutan Pemerintah

Untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam program Kartu Prakerja, berikut 7 inovasi utama program Kartu Prakerja.

Liputan6.com, Jakarta - Program Kartu Prakerja diluncurkan untuk mengurangi skill gap angkatan kerja Indonesia. Program ini melengkapi program-program pelatihan yang sudah ada, dengan memberi bantuan biaya pelatihan secara langsung kepada peserta dan insentif usai menyelesaikan pelatihan.

“Untuk itu, inovasi dan cara-cara baru ditempuh,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari, dilansir dalam Laporan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Tahun 2020, Minggu (28/2/2021).

Menurutnya, teknologi cloud dan pemrograman terbaik digunakan untuk menerobos batasan-batasan agar cepat, akurat, transparan, berskala besar, sekaligus membekali literasi digital yang menjadi tuntutan di era 4.0 seperti sekarang.

Untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam program Kartu Prakerja, berikut 7 inovasi utama program Kartu Prakerja dalam pelayanan publik:

1. Cloud Technology

Teknologi ini diklaim efisien, cepat, dan mampu memberikan data yang real time dan reliable untuk melayani pendaftar dan peserta dalam jumlah besar.

2. End-to-end Digital.

Pendaftaran Kartu Prakerja ini secara On-demand application, bersifat self-targeting dengan menyediakan akses langsung bagi pendaftar melalui situs resmi.

Dengan menggunakan kartu virtual, mampu meniadakan biaya pencetakan kartu dan risiko kehilangan #BukanKartuBiasa. Kemudian, dengan disediakannya pelatihan daring, dapat menghilangkan batasan ruang dan waktu, menyamaratakan akses dan kualitas pelatihan dengan biaya yang lebih rendah.

Demikian untuk menyalurkan insentif, disalurkan secara digital melalui e-wallet dan rekening bank. Sehingga dengan teknologi end to end digital ini, PMO memberikan kontrol dan kebebasan semua kepada peserta Kartu Prakerja.

3. Menjalin Kemitraan dengan Swasta

Dengan menjalin kemitraan dengan swasta ini, PMO tidak menggunakan skema pengadaan barang dan jasa. Melainkan berbagi beban dengan mitra Platform Digital untuk melayani masyarakat. Kemudian mitra platform digital dan mitra pembayaran bersaing untuk memberikan pelayanan terbaik. Serta lembaga pelatihan juga bersaing untuk memberikan pelayanan terbaik Free entry and exit.

4. Melibatkan Fintech

PMO melibatkan fintech, dan menjadi pionir Government to Person (G2P) Program di Indonesia yang melibatkan fintech berdampingan dengan bank.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

5. Memberikan Kebebasan dalam Memilih

Peserta bebas memilih Platform Digital, Lembaga Pelatihan, jenis pelatihan, dan rekening penampung dana insentif.

6. Menerapkan Product and Customer-first Mindset

Kartu Prakerja adalah produk yang menjawab kebutuhan peserta, bukan sekedar program yang menghabiskan anggaran.

Kemudian, PMO mengevaluasi dari kacamata penerima manfaat melalui ulasan, rating, dan Survei Evaluasi sehingga produk relevan dengan kebutuhan mereka.

Selain itu, PMO juga menyediakan kanal pesan beragam, umum (IG, situs, FB, Youtube) maupun targeted kepada peserta (email, dashboard, SMS), semua fokus mengenai Program Kartu Prakerja.

7. Contact Center yang Andal

PMO menyediakan berbagai saluran, untuk melayani jutaan pertanyaan dan keluhan. Ada juga Hotline gratis, beroperasi setiap hari, pukul 08.00-20.00 WIB, melayani hingga 1.100 telepon per hari (99 persen terlayani).

Selain itu PMO, juga menyediakan Web form yang mencapai 2.200 per hari (80 persen terlayani), ada Live chat yang mencapai 24.000 per hari (11 persen terlayani), serta memiliki dashboard monitoring semua kanal.