Sukses

Harga Gabah Melorot Bikin Nilai Tukar Petani Turun 0,15 Persen di Februari 2021

BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2021 sebesar 103,10.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2021 sebesar 103,10. Angka ini turun tipis 0,15 persen dibandingkan posisi NTP bulan sebelumnya atau Januari 2021 yang hanya sebesar 103,26.

"Februari 2021 ini NTP adalah sebesar 103,10 agak turun sedikit dibandingkan Januari yang lalu," kata Kepala BPS, Suharyanto, di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/11).

Berdasarkan subsektor, ada dua yang mengalami penurunan NTP. Pertama adalah tanaman pangan yang mengalami penurunan 0,84 persen. Di mana nilai NTP tanaman pangan berada di bawah 100 persen yaitu 99,21. Sementara posisi pada Januari subsektor ini berada di 100,26.

Penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,26.

"Penurunan harga yang diterima petani ini terjadi karena terutama adanya penurunan harga gabah karena banyak daerah yang sudah memasuki masa panen," jelasnya.

Kedua perternakan. Subsektor ini juga mengalami penurunan 0,33 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani juga mengalami penurunan 0,7 persen, sementara indeks harga yang dibayar mengalami kenaikan 0,7 persen.

Adapun komoditas yang paling dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani ini adalah penurunan harga daging dan juga telur. Di mana hal tersebut menyebabkan terjadinya inflasi untuk bulan Februari tahun 2021.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Subsektor Pertanian

Sementara beberapa subsektor mengalami peningkatan adalah Hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan perikanan. Di mana masing-masing alami kenaikan sebesar 1,83 persen, 0,35 persen, dan 0,30 persen.

"Jadi sekali lagi NTP secara total mengalami penurunan dari bulan yang lalu tipis. Tetapi ada 2 subsektor pertanian yang mengalami penurunan NTP dari tanaman pangan dan peternakan," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com