Sukses

Dampak Pandemi Covid-19 Lebih Mengerikan dari Bom Bali

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, dampak pandemi Covid-19 begitu mengerikan bagi perekonomian Pulau Dewata

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, dampak pandemi Covid-19 begitu mengerikan bagi perekonomian Pulau Dewata. Bahkan, ini lebih buruk ketimbang tragedi buruk Bom Bali jilid satu sampai dua maupun wabah SARS pada 2002 silam.

"Dari pengalaman yang ada, (Bali) pernah terganggu terorisme karena Bom Bali satu dan bom bali dua, kemudian erupsi gunung Agung, sebelumnya juga terjadi virus Sars.Itu kejadian-kejadian tidak berlangsung lama, tidak dalam skala luas, dan dampaknya tidak separah sekarang ini yang pandemi Covid-19," tegasnya dalam webinar bertajuk Vaksin Datang Pariwisata Gemilang, Senin (1/3/2021).

Koster mengungkapkan, begitu mengerikannya dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Bali lantaran tiga faktor. Pertama, penyebaran virus mematikan asal China itu berlangsung dalam cakupan yang amat luas dan menjangkau negara penghasil wisatawan asing bagi Bali.

"Pandemi Covid-19 ini telah meluas di 216 negara. Termasuk negara yang langganan ke Bali sebagai wisatawan," ungkap dia.

Kedua, durasi pandemi ini berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Alhasil, kinerja pariwisata pulau Dewata menjadi kian payah setelah berkurangnya mobilitas sosial.

"Pandemi ini muncul (di Indonesia) pada bulan Maret tahun 2020 sampai sekarang, jadi sudah setahun. Memang terasa dampaknya terhadap pariwisata dan perekonomian secara umum," bebernya.

Terakhir, masih berlakunya Peraturan Menkumham Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia. Walhasil, penerimaan daerah dari industri pariwisata hanya mengandalkan kunjungan wisatawan domestik yang juga masih terbatas.

"Sehingga untuk pertama kalinya dalam sejarah, saya kira pertumbuhan perekonomian Bali mengalami kontraksi paling dalam sampai mencapai 12 persen. Terendah di Bali dan terendah juga dalam tahun 2020 dengan antar daerah di Indonesia," ucap Koster menekankan.

Sulaeman

Merdeka.com

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

3 Destinasi Bali Siap Terima Kunjungan Wisatawan Asing, Mana Saja?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan perkembangan terkini terkait pembahasan program Free Covid Corridor bagi wisatawan asing yang akan berlibur ke Pulau Dewata. Menurutnya, saat ini sudah ada tiga wilayah di Bali yang siap menyambut kedatangan para bule tersebut.

"Berulang kali kami menajamkan diskusi tentang Free Covid Corridor, karena kita perlu secara hati-hati melihat kemungkinan kita membuka satu zona. Zona sendiri yang disebut zona hijau, tempatnya di Nusa Dua, Ubud, dan mungkin bisa diperluas ke Nusa Penida sesuai arah Pemprov Bali beserta jajarannya," ungkap dia dalam webinar bertajuk Vaksin Datang Pariwisata Gemilang, Senin (1/3).

Tak hanya itu, pemerintah juga telah mengantongi sejumlah daftar negara yang telah diberi lampu hijau bagi penduduknya untuk berlibur ke Bali. Sandi mencatat, sejauh ini baru ada dua negara yang akan memperoleh manfaat dari program Free Covid Corridor.

"Kita menggagas agar daerah zona hijau ini bisa mulai di buka pariwisatanya untuk beberapa negara melalui (Free Covid Corridor), seperti, China dan Singapura," bebernya.

Kendati demikian, dia belum memberikan informasi lebih rinci terkait waktu pasti atas pelaksanaan program itu. Menyusul masih adanya beberapa pertimbangan yang terus dimatangkan oleh pemerintah pusat maupun Pemprov Bali, khususnya terkait tingkat penularan Covid-19.

"Namun, (pembukaan) ini kembali kepada kita. Kira-kira jika angka (penularan) mudah-mudahan bisa double digit. Jadi, jangan lagi triple digit," terangnya.