Sukses

Holding BUMN Baterai Listrik Butuh Investasi hingga USD 17 Miliar

Proyeksi investasi yang dibutuhkan BUMN dalam mengembangkan ekosistem produksi baterai listrik dalam negeri dinilai tidak sedikit.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery BUMN dan Komisaris Utama PT MIND ID Agus Tjahajana membeberkan proyeksi investasi yang dibutuhkan BUMN dalam mengembangkan ekosistem produksi baterai listrik dalam negeri.

Hingga 2026-2027, investasi yang diperlukan bisa mencapai USD 13 miliar untuk kapasitas produksi hingga 30 Giga Watt per hour (GWh). Adapun, kapasitas tertinggi produksi baterai listrik ini bisa mencapai 140 GWh.

"Tahap pertama kita menghendaki di 30 GWh, sekitar tahun 2026-2027. Untuk 30 GWh, kira-kira USD 13 miliar," ujar Agus dalam siaran langsung di televisi swasta, Kamis (4/3/2021).

Ketika tahap pertama sudah terlaksana, maka secara berangsur kapasitasnya akan naik hingga 140 GWh di tahun 2030 dengan nilai investasi mencapai USD 17 miliar.

Investasi ini, lanjut Agus, tentunya akan menggandeng mitra dari luar negeri. Pihaknya masih membicarakan rinciannya dengan mitra kerja.

Adapun, holding BUMN baterai listrik yang akan mengelola ekosistem ini akan segera rampung.

"Target dari Pak Wakil Menteri paling tidak Juni ini paling tidak sudah lahir. Itu paling telat, tapi kalau lihat dari progres mungkin bisa lebih cepat karena sudah dilakukan, kemarin kita rapat dan itu sudah sepakat," ujar Agus.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Holding BUMN Baterai Mobil Listrik Dibentuk Paling Lambat Juni 2021

Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery dan Komisaris Utama PT MIND ID Agus Tjahajana mengatakan, pembentukan holding BUMN baterai listrik ditargetkan rampung Juni tahun ini.

Agus bilang, seluruh pembicaraan terkait pembentukan holding BUMN baterai ini sudah dilaksanakan dan disepakati rinciannya.

"Target dari pak Wakil Menteri paling tidak Juni ini paling tidak sudah lahir. Itu paling telat, tapi kalau lihat dari progres mungkin bisa lebih cepat karena sudah dilakukan, kemarin kita rapat dan itu sudah sepakat," ujar Agus dalam tayangan langsung di televisi swasta, Kamis (4/3/2021).

Lanjut Agus, pihaknya kini tengah menunggu kepastian dari Menteri BUMN dan Wakil Menteri BUMN terkait pembentukan holding ini.

Sebagai informasi, holding bernama Indonesia Battery Corporation ini dibentuk oleh 4 BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID, PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina dan PT PLN.

Setelah holding tersebut lahir, akan terbentuk pula perusahaan joint venture (JV) untuk produksi baterai yang lebih spesifik.

"Misalnya untuk smelting refiningnya antara holding baterai dengan (mitra) apa, nanti ada baterai cell dan battery pack itu JV-nya holding battery dengan Pertamina dan PLN, lalu assemblingnya JV antara holding baterai dengan PLN, jadi akan banyak," ujar Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga dalam kesempatan yang sama.