Liputan6.com, Jakarta PT Aneka Tambang Tbk (Antam) selama ini menjadi produsen emas di Indonesia. Adapun Harga emas Antam yang dibeli masyarakat tercatat naik Rp 1.000 menjadi Rp 924 ribu per gram, pada Senin (8/3/2021) ini.
Sementara harga emas Antam buyback naik Rp 2.000 menjadi Rp 787 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 787 ribu per gram.
Baca Juga
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.24 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Advertisement
Antam juga menyediakan emas dalam bentuk lain, seperti koin dinar, dirham maupun emas koleksi lainnya.
Sementara harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.590.000, dan ukuran 20 gram dijual Rp 18.540.000.
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
Daftar [Harga Emas Antam](4498920 "")
* Pecahan 0,5 gram Rp 512.000
* Pecahan 1 gram Rp 924.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.788.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.657.000
* Pecahan 5 gram Rp 4.395.000
* Pecahan 10 gram Rp 8.735.000
* Pecahan 25 gram Rp 21.712.000
* Pecahan 50 gram Rp 43.345.000
* Pecahan 100 gram Rp 86.612.000
* Pecahan 250 gram Rp 216.265.000
* Pecahan 500 gram Rp 432.320.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 864.600.000.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Ini
Maret 2021 Penuh Tekanan, Harga Emas Berisiko Terjun Bebas ke USD 1.600
Pekan pertama Maret 2021 merusak emas dengan harganya menembus level psikologis USD 1.700 per troy ounce. Harga emas pun berisiko terjun ke USD 1.600.
Harga emas turun lebih dari USD 200 sejak awal tahun ini. Bahkan emas berjangka April Comex sempat diperdagangkan pada USD 1.699,10, turun 2,8 persen pada pekan ini.
Penyebab utamanya adalah meningkatnya imbal hasil Treasury AS 10-tahun, dan memicu penguatan dolar AS yang membebani emas. Pekan ini, pesan pimpinan Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengabaikan inflasi dan kenaikan imbal hasil tidak membantu.
"Kegagalan Powell untuk menahan kenaikan hasil obligasi baru-baru ini menghilangkan kilau emas. Ini telah memberikan prospek bullish jangka pendek untuk dolar, yang membebani emas. Kita akan melihat pasar obligasi berjalan bebas, dan saat ini ada beberapa tekanan jangka pendek yang dapat membuat emas rentan," kata analis pasar senior OANDA, Edward Moya, seperti dikutip dari Kitco pada Senin (8/3/2021).
Jika level dukungan utama tidak bertahan, menurut Moya, maka emas bisa terjun ke level USD 1.600. Ini kemungkinan akan menjadi titik terendah.
"Saya mengantisipasi bahwa saat ini kita bisa melihat USD 1.600, sebuah flash crash. Namun, di sanalah pembeli akan muncul dengan kuat. Ini akan menjadi titik beli yang menarik bagi banyak investor institusi," tutur Moya.
Advertisement