Liputan6.com, Jakarta - Direktur Keuangan PT Jasa Marga Donny Arsal membeberkan deretan manfaat yang bakal didapatkan Jasa Marga dengan hadirnya Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Indonesia.
Paling utama, hadirnya SWF ini dapat meningkatkan likuiditas bagi Jasa Marga. Dana segar yang masuk dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Baca Juga
"Jadi SWF ini merupakan alternatif untuk program asset recycling program, jadi nggak full divesment dimana kita masih menggunakan dananya untuk berinvestasi dalam tol yang baru," ujar Donny dalam acara Zoomba Forum Wartawan BUMN, Senin (8/3/2021).
Advertisement
Jasa Marga sendiri sudah pernah melakukan asset recycling dan equity fund raising, seperti melalui direct investment pada tahun 2017 dengan mendivestasi sebagian ruas tol Semarang-Solo dan JORR.
"Dengan adanya SWF ini merupakan alternatif baru dimana ketersediaan dana yang akan masuk ke dalam investasi jalan tol bisa kita manfaatkan, sehingga diharapkan dana ini bisa mensupport kegiatan asset recycling Jasa Marga," jelas Donny.
Manfaat lainnya, pendanaan yang didapatkan dapat memperbaiki struktur permodalan perusahaan. Asset recycling yang dilakukan juga akan meningkatkan kinerja perusahaan.
"Karena penjualannya dilakukan di atas nilai buku sehingga ada keuntungan yang bisa kita bukukan," ujarnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
SWF Dibentuk untuk Optimalkan Aset Negara
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan dibentuknya Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Funds (SWF) memiliki mandat untuk mengoptimalkan dan memelihara aset negara.
“Lahirnya Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment AUthority (INA) yang disebut sebagai SWF di Indonesia melengkapi berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah. INA memiliki mandat untuk mengoptimalkan dan memelihara aset negara,” kata Sri Mulyani dalam webinar: Peluang Pendanaan SWF Untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur Transportasi di Indonesia, Rabu (3/3/2021).
Menurutnya, aset negara ini ada yang dimiliki langsung di dalam neraca pemerintah, ada yang merupakan kekayaan negara yang dipisahkan.
Namun banyak aset-aset yang dimiliki negara baik secara langsung maupun melalui kekayaan negara yang dipisahkan seperti BUMN diakui masih belum selalu optimal di dalam pengelolaannya.
Menkeu menegaskan, dengan dibentuknya SWF atau INA sebagai lembaga yang akan memiliki fokus untuk mengoptimalkan dan menarik investasi serta kerjasama dari berbagai pengelola keuangan luar negeri.
Maka diharapkan, pertama, Indonesia akan memiliki kemampuan modal bagi pembangunan tanpa meningkatkan risiko utang.
Kedua, Indonesia akan belajar dari cara kerja yang merupakan best practice di seluruh dunia. ketiga meningkatkan valuasi dari aset-aset negara, dan yang keempat tentu meningkatkan kinerja dan manfaat aset itu pada akhirnya yang bisa dinikmati oleh masyarakat.
Advertisement
Banyak Opsi untuk Optimalkan Aset
INA memiliki berbagai opsi untuk dapat mengoptimalkan investasinya, dengan menggandeng investor dan berkolaborasi untuk membangun di berbagai bidang infrastruktur seperti Jalan Raya, Jalan Tol ataukah dari sisi energi maupun juga dibidang port dan airport.
“Bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk masuk di bidang kesehatan dan pariwisata. Potensi investasi berbagai infrastruktur seperti Jalan Tol Pelabuhan dan Bandar Udara sudah sangat nyata,” ungkapnya.
Dengan begitu, potensi-potensi investasi tersebut menjadi area yang akan dikembangkan oleh INA. Bagi INA, mereka bisa menarik Partnership di master fund yaitu cooling fund yang bekerja bersama pada tingkat holding pada level tematik fund yang khusus di bidang-bidang yang memang disepakati dengan Para investor.