Sukses

Surat Terbuka Dian Sastrowardoyo ke Jokowi: Kami Butuh Bantuan Negara

Dian Sastrowardoyo turut menyampaikan surat terbukanya untuk Presiden Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Akibat pandemi Covid-19 seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan, ekonomi, dan sosial saja, melainkan industri film juga mengalami dampak serius. Hal itu disampaikan oleh aktris kondang, Dian Sastrowardoyo, yang menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo, melalui Instagram pribadinya @therealdisastr.

Surat tersebut ia tulis 5 Maret 2021, isinya bahwa industri film merupakan bagian penting dari Indonesia; bagi pekerjanya, bagi penontonnya, bagi keseluruhan industri kreatif. Seperti juga berbagai sektor Industri lain.

“Industri film kini mengalami pukulan keras di tengah pandemi Covid-19. Puluhan ribu pekerjanya kesulitan bertahan hidup akibat proses pra hingga pasca produksi film yang terhambat. Industri film juga sudah kehilangan potensi pemasukan terbesarnya, karena bioskop sedang kesulitan bertahan,” tulis Dian Sastro, dikutip Liputan6.com, Senin (8/3/2021).

Menurut aktris kelahiran Jakarta ini mengatakan walaupun bioskop telah dibuka dengan kapasitas hanya 50 persen, ternyata masih ditakuti masyarakat untuk dikunjungi. Akibatnya karyawan bioskop yang besar jumlahnya dan tersebar di seluruh Indonesia makin terancam kehilangan pekerjaan.

Sementara pembajakan film yang di masa pandemi ini kian merajalela, terus mengancam masa depan industri film Indonesia.

“Bapak Presiden yang tercinta, seperti yang Bapak ketahui, masih banyak yang tidak memahami pentingnya eksistensi film Indonesia untuk bangsa ini. Keberhasilan industri film di sebuah negara adalah investasi besar,” katanya.

Lanjutnya, film tidak hanya menyumbangkan kontribusi pada perekonomian, tapi juga memberikan kekuatan nilai terhadap identitas dan strategi budaya. Film adalah media yang populer.

Film bisa efektif membangun ke-Indonesia-an kita di dalam negeri dan memperkenalkan nama Indonesia ke panggung dunia. Semakin Indonesia dikenal di dunia, maka akan semakin memperlancar jalan berbagai sektor industri untuk ikut melaju.

“Sejak Bapak membuka Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman di tahun 2016, perfilman Indonesia memasuki era baru dengan jumlah penonton yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun selama 4 tahun terakhir sebelum pandemi,” jelasnya.

Pertumbuhan ini kemudian menjadikan Indonesia sebagai pasar film nomor sepuluh terbesar di dunia dengan nilai pasar sebesar 500 juta dollar AS di akhir tahun 2019.

“Bapak Jokowi yang kami hormati, Kami semua siap untuk mempertahankan apa yang telah kami capai, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kami butuh bantuan dan dukungan negara agar apa yang sudah terbangun tidak nah sia-sia,” pintanya.

Demikian di akhir isi surat terbukanya, Dian Sastrowardoyo menegaskan walaupun di masa pandemi covid-19 para pembuat film harus terus berkarya dan membuat film-film yang dicintai penontonnya sendiri dan dihargai di mata dunia.

“Bioskop harus bisa bertahan karena di sanalah film-film kami dipertemukan dengan penontonnya. Pembajakan film harus segera diberantas tuntas karena itu adalah potensi ekonomi digital untuk dieksplorasi pelaku industrinya dan ada hak pemasukan negara di dalamnya untuk membangun Indonesia,” pngkas Dian Sastrowardoyo.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Insan Film Kirim Surat Terbuka untuk Jokowi, Minta Stimulus hingga Perlindungan Kesehatan dan Hukum

kebanjiran surat terbuka di jagat maya yang ditulis sejumlah organisasi pekerja film lalu diunggah di akun Instagram terverifikasi maupun Twitter mereka sejak Jumat (5/3/2021).

Mira Lesmana, Hanung Bramantyo, Joko Anwar, Reza Rahadian, Prilly Latuconsina, hingga Jefri Nichol menggemakan surat dua halaman yang berisi curhat soal film Indonesia terpukul pandemi Covid-19.

 

Sejumlah poin penting tertera dalam surat terbuka untuk Jokowi. Salah satunya menyinggung keputusan RI-1 membuka Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman Indonesia tahun 2016. Perfilman Indonesia lalu memasuki era baru.