Sukses

Sempat Sentuh USD 70 per Barel, Harga Minyak Akhirnya Merosot

Harga minyak akhirnya mundur dari level tertinggi. Brent merosot USD 1,12 atau 1,61 persen menjadi USD 68,24 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia sempat melonjak ke level USD 70 per barel untuk pertama kalinya dalam setahun pada perdagangan Senin. Namun kemudian harga minyak terpaksa anjlok dan berakhir di zona merah.

Lonjakan harga terjadi setelah Arab Saudi mengatakan pada hari minggu bahwa fasilitas minyaknya menjadi sasaran rudal dan drone. Seorang juru bicara militer Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Mengutip CNBC, Selasa (9/3/2021), harga minyak Brent sempat naik ke USD 71,38 per barel, level tertinggi sejak Januari 2020. Sementara harga minyak mentah berjangka AS naik menjadi USD 67,98 per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.

Namun, harga minyak akhirnya mundur dari level tersebut dan mengakhiri sesi lebih rendah. Brent merosot USD 1,12 atau 1,61 persen menjadi USD 68,24 per barel. Sementara WTI turun USD 1,04 atau 1,57 persen lebih rendah ke level USD 65,05 per barel.

Kementerian energi Arab Saudi mengatakan bahwa sebuah fasilitas kilang yang mereka miliki di salah satu pelabuhan pengiriman minyak terbesar di dunia diserang oleh pesawat tak berawak dan rudal balistik.

Kantor berita SPA menuliskan, seorang juru bicara mengatakan tidak ada yang cedera atau kehilangan nyawa atau harta benda dalam serangan tersebut. Namun pecahan peluru dari rudal yang berhasil dilumpuhkan tersebut jatuh di dekat daerah pemukiman di kota Dhahran.

“Tindakan sabotase tidak hanya menargetkan Kerajaan Arab Saudi, tetapi juga keamanan dan stabilitas pasokan energi ke dunia,” kata Kementerian Energi Arab Saudi melalui media pemerintah.

"Mereka mempengaruhi keamanan ekspor minyak bumi, kebebasan perdagangan dunia dan lalu lintas maritim."

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Pemberontak Houthi

Juru bicara pemberontak Houthi Yaman Yahya Sare'e mengatakan, pihaknya melakukan "operasi ofensif bersama yang melibatkan 14 drone dan delapan rudal balistik.

Dia mengatakan di Twitter bahwa situs militer lain juga menjadi sasaran empat drone dan tujuh rudal balistik yang menunjukkan serangan tersebut sudah tepat sasaran.

Houthi dilaporkan telah meningkatkan serangan terhadap Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir.